KONSEP TUMBUH KEMBANG BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berbicara mengenai anak (yang termasuk bayi dan balita)
tidak dapat dilepaskan dari tumbuh kembang anak. Proses tumbuh kembang anak
merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Ini
berarti bahwa tumbuh kembang anak merupakan sesuatu tahapan proses yang harus
dilalui oleh setiap anak. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh kembang yang
optimal, sesuai dengan anak lain seusianya dan sesuai dengan parameter baku
perkembangan anak.
Dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan kesehatan
ibu dan anak, bidan juga bertugas memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan
balita dengan melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya adalah mengkaji
kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi dan balita.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep tumbuh kembang bayi, balita dan
anak prasekolah ?
2. Bagaimna ciri-ciri tumbuh kembang?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep tumbuh kembang bayi, balita dan
anak prasekolah
2. Mengetahui ciri-ciri tumbuh kembang
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Tumbuh Kembang Bayi, Balita dan Anak pra sekolah
A. Pengertian
(Anik Maryunani. 2010)
Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan pertambahan jumlah
dan ukuran sel secara kuantitatif, dimana sel-sel tersebut mensintesis protein
baru yang nantinya akan menunjukkan pertambahan seperti umur, tinggi badan,
berat badan dan pertumbuhan gigi.
Perkembangan adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan
keahlian (kualitas) dan merupakan aspek tingkah laku pertumbuhan. Contohnya :
Kemampuan berjalan, berbicara dan berlari.
(Marni dan Kukuh Rahardjo.2012)
Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang
sifatnya berbeda tetapi aiing berkatan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu
petumbuuh dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah
perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ mauun
individu.
Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur
dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm,m), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium, dan nitrogen dalam tubuh).
Perkembangan (devolepment)adalah pertambahan kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan meyangkut adanya
proses diferensiasi sel-sel, jaringan, organ, dan sistem organ yang berkembang
sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
(Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).
B. Pertumbuhan dan Perkembangan
(Anik Maryunani. 2010)
Pertumbuhan bayi dan balita
hampir tidak ada dua bayi yang sama dalam pertumbuhan,ada
yang tetap tumbuh kecil,tetapi ada juga yang menjadi besar,tumbuh sacara
berlebihan.diantara kedua pertumbuhan tersebut dinamakan”pertumbuhan
rata-rata”.
Pertumbuhan rata-rata seorang bayi dipengaruhi oleh:
· Faktor keturunan
· Faktor gizi (makanan)
· Faktor kemampuan oran tuannya (sosial-ekonomi)
· Faktor kelamin
· Faktor ras/suku bangsa
Untuk menilai pertumbuhan anak,baik bayi maupun balita dapat
diambil ukuran-ukuran “antropometrik”,antara lain:
· Berat badan
· Tinggi badan (panjang badan)
· Lingkar kepala
· Gigi
· Organ-organ tubuh.
1. Berat badan
Pengukuran berat badan merupakan pengukuran yang terpenting
dalam memeriksa bayi/balita.pengukuran berat badan dapat berfungsi untuk:
· Menilai keadaan gizi,tumbuh-kembang,dan kesehatan
anak.
· Memantau kesehatan,misalnya penyakit dan
pengobatan.
· Dasar penghitungan dosis obat dan makanan yang
perlu diberikan.
Penambahan berat badan dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan
ekstrinsik yang biasanya dipertimbangkan sebagai indikasi menigkatnya
pertumbuhan anak dan mungkin menjadi indeks terbaik menentukan nutrisi bagi
anak.
a. Berat badan bayi baru lahir (neonatal)
Berat badan bayi,dalam hal ini berat badan pada minggu
pertama setelah kelahirannya,bayi akan mengalami penurunan berat badannya
sekitar 10% (sepuluh persen) dari berat pada saat dilahirkannya.keadaan
kemudian merupakan fisiologis yang sering tidak menunjukkan
gejala-gejala.selanjutnya setelah akhir minggu pertama ini berat badan bayi
bertambah kembali pada keadaan berat semula (saat dilahirkan) sampai hari
ke-sepuluh hingga ke-empat belas.
b. Berat badan bayi(pasca neonatal)(usia 29 hari/1
bulan sampai 1 tahun)
Penambahan berat badan pada periode ini sangat menyolok.
Menurut Sumitro(1986)tentang perkiraan berat badan bayi
diatas dapat diringkas sebagai berikut:
· BB bayi 3 bulan pertama : BB bertambah ± 750
gram/bulan
· BB bayi umur 5 bulan : 2x BB lahir
· BB umur 1 tahun : 3x BB lahir
· BB umur 2 tahun 6 bulan : 4x BB lahir.
c. Berat badan anak usia bermain (18 bulan-3 tahun)
Joice Engel (1995) menjelaskan pada usia 18 bulan sampai 3
tahun,pertambahan rata-rata berat badan anak tiap tahun adalah 2-3 kilogram.Dan
pada usia 2 tahun,mencapai sekitar 12 kg. Pada usia 2,5 tahun mencapai berat
badan sekitar 4 kali berat badan bayibaru lahir.
d. Berat badan anak usia pra sekolah.
Di indonesia, anak usia pra sekolah, berat badannya naik
setiap tahun dengan 1,5-2 kg. Anak pada masa pra sekolah akan tampak kurus
yaitu karena pertumbuhan beberapa organ, jumlah jaringan bertumbuh sedemikian
rupa sehingga jumlah jaringan lemak dibawah kulit mengurang.
e. Rumus (formula) berat badan yang digunakan untuk
menentukan berat badan adalah:
(Berat badan = 8 + 2n kg)
Keterangan : n = jumlah umur dalam tahun
2. Tinggi Badan (TB)
Pengukuran tinggi badan berguna untuk menilai status
perbaikan gizi, disamping berkaitan dengan faktor genetik.
a. Panjang Badan (PB) Neonatal dan Bayi
Dalam tahun pertama, panjang badan rata-rata bayi Indonesia
bertambah 23 cm . pada umur 1 tahun panjangnya menjadi 71 cm. Kondisi kecepatan
pertumbuhan berkurang sehingga setelah umur 2 tahun, kecepatan bertambah
panjang badan/tinggi badan kira-kira 5 cm.
Tehnik pengukuran panjang badan:
Mengukur panjang badan dengan posisi berbaring.
· Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang
· Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar
· Kepala bayi menempel pada pembatas angka nol
· Petugas ke 1: kedua tangan memegang kepala bayi
agar tetap menempel pada pembatas angka 0 (Pembatas kepala).
· Petugas ke 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar
lurus. Tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
· Petugas ke 2 : membaca angka di tepi diluar
pengukur.
b. Tinggi Badan (TB) anak usia bermain
· Anak usia ini mengalami kenalkan tinggi badan
sekitar 7,5 cm/tahun.
· Tehnik Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Mengkur Tinggi Badan dengan posisi berdiri :
- Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
- Kemudian, anak berdiri tegak menghadap ke depan.
- Punggung, bokong dan tumit menempel pada tiang
prngukur.
- Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di
ubun-ubun
- Baca angka pada batas tersebut.
c. Tinggi Badan (TB) Anak Usia Pra sekolah
Pertumbuhan panjang/tinggi badan tidak begitu pesat pada
periode ini , akan tetap berkelanjutan (kontinuitas). Pada umur 5 tahun
panjangnya sekitar 2 kali panjang pada waktu di lahirkan. Penambahan
panjang/tinggi badan ini relatif lenih banyak bila dibandingkan dengan
penambahan beratnya, sehingga anak tersebut kelihatannya tinggi (panjang)
tetapi kurus. Pertumbuhan badan dapat dikatakan hampir sempurana dan
mengkoordinasi fungsinya.
d. Formula (rumus) yang sering di pakai untuk
menentukan panjang/tinggi badan anak dari umur 3 tahun adalah:
Panjang/tinggi badan = 70 + 5n cm
Keterangan:
N = jumlah umur dalam tahun
3. Lingkar Kepala
Tehnik pengukuran lingkar kepala:
a. tujuan megukur lingkar kepala : untuk mengetahui
lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
b. Jadwal pengukuran : disesuaikan dengan umur anak.
Pada umur 0-3 bulan dilakukan setiap pemeriksaan ulang atau
minimal setiap 3 bulan sekalai.
Pada anak yang lebih besar, yaitu umur 12-27 bulan,
pengkuran lingkar kepala dilakuka setiap 6 bulan sekali.
Cara mengukur lingkar kepala :
· Alat mengkur lingkar kepala pada kepala anak
melewati dahi, menutupi alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang
kepala yang menonjol, tarik agak kencang.
· Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
· Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur
bayi, anak.
· Hasil pengukur dicatat pada grafik lingkar kepala
enurut umur dan jenis kelamin anak
· Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang
lalu dengan ukuran sekarang.
c. Interpretasi hasil pengukur lingkar kepala :
· Apabila ukuran lingkar kepala anak berada didalam
jalur hijau, maka lingkar kepala anak normal.
· Apabila ukuran lingkar kepala anak berada diluar
jalur hijau, maka lingkar kepala anak tidak normal
· Lingkar kepala anak yang tidak normal dibedakan
menjadi 2, yaitu :
Makrosefalus, apabila berada diatas jalur hijau dan
Mikrosefalus, apabila dibawah jalur hijau. (Lihat : pada grafik lingkar kepala)
4. Gigi
Untuk pertumbuhan gigi pada janin diperlukan makanan yang
mengandung vitamin dan mineral, antara lain : Vitamin D, kalsium dan sumber
mineral lainnya.
a. pertumbuhan Gigi pada periode Bayi
pertumbuhan gigi bayi, gigi pertama tumbuh pada umur 5-9
bulan, yang mula-mula keluar yaitu gigi tengah atau bawah.
Pada umur 1 tahun, bagian besar bayi/anak menyusui 6-8 gigi
susu.
b. pertumbuhan gigi pada anak usia bermain (18 bulan-3
tahun)
pada usia 2 tahun, anak sudah memiliki gigi sekitar 14-16
gigi, dan pada usia 2,5 tahun, anak sudah memiliki gigi susu sebanyak 20 buah.
Gigi susu ini nanti akan diganti oleh gigi tetap (gigi permanen)
c. pertumbuhan gigi pada anak usia pra-sekolah
pada akhir periode ini gigi susu mulai rontok dan tumbuh
gigi-gigi yang menetap (permanen). Pada masa ini juga mulai timbul
masala-masalah karies gigi dan keluhan gigi. Sedangkan waktu erupsi
(pertumbuhan) gigi tetap. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
- tumbuh gigi geraham umur 7 tahun = tumbuh gigi
seri tetap pertama
- umur 8 tahun = tumbuh gigi seri tetap kedua
- umur 9 tahun = tumbuh gigi geraham kecil pertama
- umur 10 tahun = tumbuh gigi geraham kecil kedua
- umur 11 tahun = tumbuh gigi taring
- umur 12 tahun = tumbuh gigi geraham besar kedua
- umur 17-25 tahun = tumbuh gigi besar geraham
ketiga
Perkembangan bayi dan balita
Proses perkembangan bayi dan balita dapat dibagi menjadi
beberapa aspek, yaitu :
· perkembangan fungsi motorik kasar dengan tujuan
utama adalah seorang manusia yang dapat berjalan dan bergerak dengan sempurna.
· Perkembangan fungsi motorik halus yang memerlukan
koordinasi antara fungsi visual dengan fungsi jari-jari tangan untuk memegang
menulis dan lain-lain.
· Perkembangan mental, untuk menjadi seorang dewasa
yang pandai dan dapat memecahkan masalah
· Perkembangan bicara dan bahasa untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
· Perkembangan fungsi penglihatan
· Perkembangan fungsi pendengaran
· Perkembangan tingkah laku dan fungsi
sosial-adaptif untuk menyempurnakan dirinya sebagai mahluk yang hidup dalam
suatu lingkungan alam dan berhubungan dengan manusia lain.
2.2 Ciri-ciri Tumbuh dan Kembang
(Anik Maryunani. 2010)
Tumbuh kembang merupakan suatu proses utama yang hakiki dan
khas pada anak, dan merupakan suatu yang terpenting pada anak tersbut. Tumbh
kembang anak ini mempunyai ciri-ciri antara lain:
a. Bahwa manusia itu bertumbuh dan berkembang sejak
dalam rahim sebagai janin, akan berlanjur dengan proses tumbuh kembang anak,
dan kemudian proses tumbug krmbng dewasa.
b. Dalam priode tertentu, terdapat adanya periode
perceptan atau periode perlambatan, antara lain :
· pertumbuhan cepat terdapat pada masa janin.
· kemudian pertumbuhan cepat kembali pada masa akil
balik (12-16 tahun).
· selanjutnya pertumbuhan kecepatannya secara
berangsur-angsur berkurang sampai suatu waktu (sekitar usia 18 tahun) berhenti.
c. terdapat adanya laju tumbuh-kembang yang berlainan
diantara organ-organ.
d. tumbuh-kembang merupakan suatu proses yang
dipengaruhi oleh dua faktor penentu,yaitu faktor genetik yang merupakan faktor
bawaan,yan menunjukkan potensi anak dan faktor lingkungan,yang merupakan faktor
yang menentukan apakah faktor genetik (potensi) anak akan tercapai.
e. pola perkembangan anak mengikuti arah perkembangan
yang di sebut sefalokaudal (dari arah kepala ke kaki) dan proksimal-distal
(menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat,kemudian baru yang
jauh).
f. pola perkembangan anak sama pada setiap anak,tetapi
kecepatannya berbea-beda.
2.3 Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan
(Marni dan Kukuh Rahardjo.2012)
1. Faktor Herediter/Genetik
Merupakan faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan yaitu
suku, ras, dan jenis kelamin (Marlow, 1998dalam suprtini, 2004). Anak laki-laki
setelah lahir cenderung lebih besar dn tingi daripada anak perempuan, hal ini
akan nampak saat anak sudah mengalami pra-pubertas. Ras dan suku bangsa juga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya suku bangsa Asia memeiliki
tubuh yang lebih pendek dari pada orang eropa atau suku Asmat dari Irian
berkulit hitam. (Marni dan Kukuh Raharjo.)
Faktor genetika atau herediter merupakan faktor yang dapat
diturunkan sebagai dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh-kembang anak.
Yang termasuk faktor genetik antara lain:
· Faktor bawaan yang normal atau patologis, seperti
kelainan kromosom (Sindrom Down), kelainan Kranio-fasial (celah bibir)
· Jenis kelamin:
a) Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat
berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lain.
b) Anak dengan jenis kelamin laki-laki pertumbuhannya
cenderung lebih cepat daripada anak perempuan.
c) Namun dari segi kedewasaan, perempuan menjadi dewasa
lebih dini, yaitu mulai adolesensi (remaja) pada umur 10 tahun, sedangkan
laki-laki mulai umur 12 tahun.
· Keluarga : banyak dijumpai dalam satu keluarga ada
yang tinggi dan ada yang pendek.
· Ras :
a) Beberapa ahli antropologi menyatakan ras kuning
cenderung lebih pendek dibanding dengan ras kulit putih.
b) Suku Asmat di Papua berkulit hitam, sementara itu
suku Dayak di Kalimantan berkulit putih.
· Bangsa : Bangsa Asaia cenderung bertubuh pendek
dan kecil, sementara itu bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar.
· Umur : Kecepatan tumbuh yang paling besar
ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi (remaja). (Anik
Maryunani. 2010)
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan pra-natal
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi fetus dalam uterus yang
dapat menggangupertumbuhan dan pekembangan janin antar lain gangguan nutrisi
karena ibu kurang mendapat asupun gizi yang baik, gangguan endokrin pada ibu
(diabetes militus), ibu yang mendapat terapi sitostatika atau mengaami infeksi
rubela, toxoplasmosis, sifilis dan herpes. Faktor lingngan yang lain adalah
radiasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada organn otak janin.
b. Lingkungan pos-natal
Lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perembangan setelah bayi lahir adalah :
1. Nutrisi
Nutrisi adalah salah atau komonen yang penting dalam
menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat
kebutuhan zat gizi yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak,
mineral, vitamin dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpnuhi
maka dpat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Aspan nutrisi yang
berlebihan juga berdaampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terajadi penumpukan
kadar lemak yang berlebihan dalam swl atau jarinngan bahkan pada pembulu darah.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak :
a) Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif
b) Hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang
c) Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan nutrisi
d) Stress emosi yang dapat menyebabkan menruunya nafsu
makan atau absorbsi makanan tidak adekuat
2. Budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana
mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku hisup sehat.
Pola perilaku ibu hamil diengaruhi oleh budaya yang dianutnya, misalnya
larangan untuk makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut dibuthkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Keyakinan untuk melahirkan di dukun bernak
dari pada d tenaga kesehatan. Setelah anak lahir dibesarkan di lingkungn atau
berdasrkan lingkungan budaya mayarakat setempat.
3. Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang dibesarkan dikeluarga yang berekonomi tinggi untuk
pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan dengan baik dibandingkan dengan
anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi sedang atau kurang. Demikiain
dengan status pendidikan orang tua, keluarga dengan pendidikan tinggi akan
lebih menerima arahan terutama tentang peningkatan pertumbuhan dan perkembangan
anak, penggunana fasilias kesehatan dan lain-lain dbandingkan dengan keluarga
dengan latar belakang pendidikan rendah.
4. Iklim atau cuaca
Iklim tertentu akan mempengaruhi status kesehatan anak
misalnya musim penghujan dapat menimbulkan banjir sehingga menebabkakn
transportasi untuk mendapatkan makanan, timbul penyakit menular, dan penyakit
kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak. Anak yang tingga di daerah
endemik misalnya endemik demam berdarah, jika terjadi perubahan cuaca wabah
demam berdarah akan meningkat.
5. Olahraga atau latihan fisik
Manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan
meningkatkan sirkulai darah sehingga meningkatkan suplai oksigen ke seluruh
tubuh, meningkatkan aktifitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot jaringan
sel.
6. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah
atau anak anak bungsu akan mempengaruhi pola perkembangan anak tersebut di asuh
dan dididik dalam keluarga.
7. Status kesehatan
Status kesehatan anak dapat berpengaruh pada pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat apabila anak dalam kondisi
sehat dan sejahtera maka percepatan pertumbuhan dan perkembangan akan lebih
mudah dibandingkan dengan anak dalam kondisi sakit.
8. Faktor hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi
pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh,
glukokotiroid yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari
tetis untuk memproduksi testosterondan ovarium untuk memproduksi estrogen
selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks baik pada anak
laki-laki maupun perempuan sesuai dengan peran hormonya.
3. Faktor Internal
(Anik Maryunani. 2010)
Disamping faktor genetik dan lingkungan, faktor internal
dalam diri anak berikut ini juga dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak,
yaitu :
· Kecerdasan (IQ)
a) Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan
b) Anak dengan kecerdasan yang rendah tidak akan
mencapai prestasi yang cemerlang walaupun telah diberikan stimulus yang tinggi
c) Anak dengan kecerdasan tinggi dapat didorong oleh
stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang.
· Pengaruh hormonal
Terdapat tiga hormon utama yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak, yaitu :
a) Hormon Somatotropin (Growth Hormon)
Atau hormon pertumbuhan, merupakan hormon yang berpengaruh
pada pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya proliferasi sel,
kartilago dan skeletal. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan gigantisme (pertumbuhan
yang besar ), sementara itu kekurangan hormon ini menyebabkan dwarftisme
(kerdil).
b) Hormon Tiroid,
Dimana hormon ini mutlak diperlukan pada
tumbuh kembang anak, karena mempunyai fungsi menstimulasi metabolisme fungsi tubuh,
yaitu metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Kekurangan hormon ini
(disebut hipotiroidisme) dapat menyebabkan retardasi fisik dan mental bila
berlangsung terlalu lama. Sebaliknya, kelebihan hormon ini (disebut
hipertiroidisme) dapat mengakibatkan gangguan pada kardiovaskular ,
metabolisme, otak, mata, seksual dan lain-lain.
c) Hormon Gonadotropin (hormon Seks)
Dimana hormon ini terutama mempunyai
peranan penting dalam fertilisasi dan reproduksi. Hormon ini menstimulisasi pertumbuhan
interstisial dari tertis untuk memproduksi testostron dan ovarium untuk
memproduksi ovum.
· Pengaruh Emosi
a) Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat
anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Orangtua adalah model peran bagi
anak
b) Jika orang tua memberi contoh perilaku emosional
yang baik atau buruk, anak akan belajar untuk meniru perilaku orangtua
tersebut.
c) Proses maturasi atau pematangan kepribadian anak
diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses tumbuh kembang anak merupakan
proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Anak yang sehat
akan menunjukkan tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan parameter baku
perkembangan anak.
3.2 Saran
Bagi petugas kesehata khususnya bidan
harus mampu bertugas memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan
melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya adalah mengkaji kebutuhan asuhan
kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi dan balita. Agar bayi, balita dan
anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana semestinya
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan
Anak dalam Kebidanan. Jakarta. Trans Info Media.
Marni dan Kukuh rahardjo. 2012. Asuhan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Post a Comment for "KONSEP TUMBUH KEMBANG BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH"