KONSEP DASAR MASA NIFAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8
minggu.
Payudara adalah organ yang sangat penting bagi wanita untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya karena ASI merupakan sumber
makanan bayi yang penting terutama pada bayi-bayi pada bulan-bulan pertamanya.
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga,
seharusnya ia harus menanamkan suatu keyakinan bahwa ia harus menyusui, karena
menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu.
Dewasa ini, di Indonesia sekitar 80-90 % ibu-ibu di
perdesaan masih menuusui bayi nya lebih dar 1 tahun, namun hal ini tidak sama dengan
ibu-ibu di kota-kota. Para ibu mempunyai berbagai alasan seperti ibu harus
bekerja, pengaruh kosmetologi, pemakaian pil KB. Angka kematian anak-anak di
Indonesia semakin lama semakin meningkat, terlebih anak-anak yang mengkonsumsi
susu formula yang biasanya dapat mengakibatkan bayi diare.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menjelaskan tentang konsep masa nifas
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk menambah wawasan tentang konsep masa nifas
BAB II
ISI
2.1 Konsep Masa Nifas
2.1.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai
setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali
seperti keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih
kurang 6-8 minggu. (ASKEB pada Ibu Nifas, Andi)
Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang
di perlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu
(Obstetri Fisiologi, 1983 )
Masa nifas adalah periode waktu selama 6-8
minggu setelah persalinan. (Biologo Reproduksi, 2011)
Jadi, masa nifas adalah masa pemulihan alat-alat
kandungan sesudah persalinan yangmana dimulai sejak keluarnya plasenta dan
akan berakhir setelah alat-alat tersebut kembali pada keaadaan semula (6-8 Minggu).
2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Tujuan pemberiaan masa nifas, yuitu :
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi
ibu dan bayi.
2. Pencegahan, diagnose dini, dan pengobatan komplikasi
pada ibu
3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bilamana perlu
4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta
memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan
budaya yang khusus
5. Imunisasi ibu terhadap tetanus
6. Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang
pemberian makanan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik
antara ibu dan anak
2.1.3 Peranan dan Tanggung Jawab Bidan dalam
Masa Nifas
Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
yaitu :
1. Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam
menghadapi saat-saat kritis masa nifas.
2. Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan
terhadap ibu dan keluarga
3. Pelaksaan asuhan kepada pasien dalam hal tindakan
perawatan, pemantauan, penangan masalah, rujukan dan deteksi dini komplikasi
masa nifas.
2.1.4 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas
Kunjungan
Waktu
Tujuan
1
6-8 jam setelah persalinanan
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atoni uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan,rujuk jika perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah seorang
anggota keluarga mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atoni uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayiyang baru
lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat denagn cara mencegah
hypothrmi.
7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal denagn ibu dan bayi yang baru lahir selam 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai ibu dan bayinya dalam keadaan stabil.
2
6 hari setelah persalinan
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan cairan dan
istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai aasuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari
3
2 minggu setelah persalinan
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau
perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan cairan dan
istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai aasuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari
4
6 minggu setelah persalinan
1. Menanyakan pada ibu tentang kesulitan-kesulitan yang
ia atau bayinya alami
2. Memberikan konseling KB secara dini.
2.1.5 Tahapan Masa Nifas
Masa nifas terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1) Puerperium Dini, yaitu masa kepulihan, yang dalam
hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam,
dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium Intermedial, yaitu masa kepulihan
menyeluruh alat-alat genitalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu
3) Remote Puerperium, yaitu masa yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama
berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan
2.1.6 Evidenbase Asuhan Masa Nifas
Adalah suatu istilah yang luas yang digunakan
dalam proses pemberian informasi berdasarkan bukti dari penelitian (Gray, 1997)
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti
keadaan semula (sebelum hamil). Biasanya berlangsung selama lebih kurang 6-8
minggu. Pada masa nifas ibu nharus diberikan asuhan agar mencegas terjadinya
masalah di masa nifas.
1.1 Saran
Pada masa nifas, kesehatan ibu harus sangat di perhatikan
supaya bayi juga sehat dan pertumbuhannya lancar atau seimbang. Kepada para ibu
dianjurkan untuk memberikan bayi mereka ASI, karena selain mengandung zat-zat
yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi, ASI juga merupakan makanan bayi yang
paling aman, hemat dan mengandung antibody.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, begitu
juga dengan penulis. Bila dalam pembuatan Makalah ini ada kekurangan, penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca guna penyempurnaan Makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
FK Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri Fisiologi. ELeman :
Bandung.
Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Andi : Yogyakarta.
Wulanda, Febri Ayu. 2011. Biologi Reproduksi. Salemba Medika
: Jakarta.