ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN PENYULIT DAN KOMPLIKASI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Asuhan kebidanan adalah
perawatan yang di berikan oleh bidan. Jadi asuhan kebidanan pada neonatus,
bayi, dan balita adalah perawatan yang di berikan oleh bidan pada bayi
barulahir, bayi, dan balita dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat
menyebabkan gangguan pada neonatus, bayi dan balita apabila tidak di berikan
asuhan yang tepat dan benar. Ada beberapa masalah yang lazim terjadi di
antarnya adalah adanya diare, diaper rush, hemangioma, seborhea, bisul, batuk
pilek, obstipasi, dan meninggal mendadak.
B.Rumusan masalah
Masalah
yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak
Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis?
C.Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk
mendeskripsikan Asuhan
Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash,
Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis.
D.
Manfaat
Manfaat
yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Penulis
dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak
Prasekolah Dengan Masalah Diare, Diaper Rash, Hemangioma, Seborhea,
Bisulan, Batuk pilek, Obstipasi, dan
Meninggal mendadak.
2. Pembaca
dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah
Dengan Masalah Diare, Diaper Rash, Hemangioma, Seborhea, Bisulan, Batuk pilek,
Obstipasi, dan Meninggal mendadak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Diare
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak
normal dan cair. Bisa juga sebagai buang air besar yang tidak normal dan
berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi di katakan
diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatan
diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar.
a. Etiologi
Diare dapat di sebabkan karena beberapa
faktor, seperti infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologi.
1. Infeksi
a) Enternal, yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan dan
merupakan penyebab utama terjadinya diare. Infeksi enternal meliputi:
·
Infeksi bakteri:i.
·
vibrio, E. Coli, salmonella,
shigella campylobacter, yersinia, aeromonas, dan sebagainya;
·
Infeksi virus: enterovirus, seperti virus
ECHO, coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus, dan sebagainya;
·
Infeksi parasit: cacing (Ascaris,
Trichiuris, Oxyurisn dan Strongylodies),
Protozoa (Entamoeba
histolytica, Giardia lamblia, dan Trichomonas hominis), serta jamur (Candida
albicans)
b) Parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
misalnya otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis, dan sebagainya.
2. Malabsorbsi.
a) Karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa) serta
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada anak dan bayi
yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
b) Lemak.
c) Protein.
3. Makanan, misalnya makanan basi, beracun, dan alergi
4. Psikologi, misalnya rasa takut atau cemas.
b. Patogenesis
Mekanisme dasar yang
dapat menyebabkan terjadinya diare adalah sbb.
1) Gangguan
osmotik
Akibat adanya makanan atau zat yang tidak
dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus.
Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isinya
sehingga timbul diare.
2) Gangguan
sekresi.
Akibat rangsangan tertentu, misalnya
toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan
elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi
peningkatan isindari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari
rongga usus dan akhirnya timbullah diare.
3) Gangguan
motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan
berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk, sehingga
akan timbul diare. Akan tetapi, apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu
penurunan dari peristaltik usus maka akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri
yang berlebihan di dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga.
c. Patogenesis diare akut
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung.
2. Jasad renik tersebut akan berkembang baik (multiplikasi) di dalam usus
halus.
3. Dari Jasad renik tersebut akan keluar toksin (toksin diaregenik)
4. Toksin diare genik akan menyebabkan hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
d. Tanda dan Gejala
Berikut ini adalah tanda dan gejala pada
anak yang mengalami diare.
·
Cengeng, rewel.
·
Gelisah.
·
Suhu meningkat.
·
Nafsu makan menurun.
·
Feses cair dan berlendir, kadang juga
disertai dengan ada darahnya. Kelamaan, feses ini akan berwarna hijau dan asam.
·
Anus lecet.
·
Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat
akan terjadi penurunan volume dan tenana darah, nadi cepat dan kecil,
peningkatan denyut jantung, penurunan kesadaran, dan di akhiri dengan syok.
·
Berat badan menurun.
·
Turgor kulit menurun.
·
Mata dan ubun ubun cekung.
·
Selaput lendir dan mulut serta kulit
menjadi kering.
e. Komplikasi
1. Dehidrasi akibat kekurangan cairan dan elektrolit, yang di bagi menjadi:
Dehidrasi ringan, apabila terjadi
kehilangan cairan kurang dari 5% BB.
Dehidresi sedang, apabila terjadi
kehilangan cairan 5-6% BB.
Dehidrasi berat, apabila terjadi
kehilangan cairan lebih dari 10-15% BB.
2. Renjatan hipovolemik akibat menurunnya volume darah dan apabila penurunan
volume darah mencapai 15-25% BB maka akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
3. Hipokalemia dengan gejala yang muncul adalah meteorismus, hipotoni otot,
kelemahan, bradikardia, dan perubahan pada pemeriksaan EKG.
4. Hipoglikemia.
5. Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enzim laktosa
karena kerusakan vili mukosa usus halus.
6. Kejang.
7. Malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah, biasanya
penderita mengalami kelaparan.
f. Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah sbb.
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)
2. Diatetik (pemberian makanan)
3. Obat-obatan.
v Jumlah cairan yang di berikan adalah 100 ml/kgBB/hari sebanyak 1 kali
setiap 2 jam, jika diare tanpa dehidrasi. Sebanyak 50% cairan ini di berikan
dalam 4 jam pertama dan sisanya adlibitum.
v Sesuaikan dengan umur anak:
i.
Kurang dari 2 tahun diberikan ½ gelas;
ii.
2-6 tahun di berikan 1 gelas;
iii.
Lebih bari 6 tahun di berikan 400 cc (2
gelas).
v Apabila dehidrasi ringan dan diarenya 4 kali sehari, maka di berikan
cairan 25-100 ml/kgBB dalam sehari atau setiap jam 2 kali.
v Oralit di berikan sebanyak kurang lebih 100 ml/kgBB setiap 4-6 jam pada
kasus dehidrasi ringan sampai berat.
Beberapa cara untuk membuat
cairan rumah tangga (cairan RT).
·
Larutan gula garam (LGG): 1 sendok teh
gula pasir +1/2 sendok teh garam dapur halus +1 gelas air masak atau air
hangat.
·
Air tajin (2 liter + 5 g garam)
Cara tradisional.
3 liter air + 100 gr atau 6
sendok makan beras di masak selama 45-60 menit.
Cara biasa.
2 liter air + 100 gr tepung
beras + 5 gr garam dimasak hingga mendidih.
4. Teruskan pemberian ASI karena bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh
anak.
B. Diaper Rash
Diaper rash adalah kemerahan pada kulit
bayi akibat adanya kontak yang terus-menerus dengan lingkungan yang tidak baik.
1. Etiologi
·
Tidak terjaganya kebersihan kulit dan
pakaian bayi.
·
Jarangnya mengganti popok setelah bayi
BAB atau BAK.
·
Terlalu panas atau lembabnya udara atau
suhu lingkungan.
·
Tingginya frekuensi BAB (diare)
·
Adanya reaksi kontak terhadap karet,
plastik, dan deterjen.
2. Tanda
dan gejala
v Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan elergen, sehingga muncul
eritema.
v Erupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti bokong, alat genital,
perut bawah, atau paha atas.
v Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papila eritematosa, vesikula,
dan ulserasi.
3. Penatalaksanaan
·
Daerah yang terkena ruam popok, tidak
boleh terkena air dan harusdibiarkan terbuka dan tetap kering.
·
Gunakan kapas halus yang mengandung
minyak untuk membersihkan kulit yang iritasi .
·
Segera bersihkan dan keringkan bayi
setelah BAK atau BAB.
·
Atur posisi tidur anak agar tidak menekan
kulit atau daerah yang iritasi.
·
Usahakan memberikan makanan tinggi
kalori tinggi protein (TKTP) dengan porsi cukup.
·
Perhatikan kebersihan kulit dan tubuh
secara keseluruhan.
·
Jagalah kebersihan pakaian dan alat-alat
untuk bayi.
·
Rendamlah pakaian atau celana yang
terkena urin dalam air yang di campur acidum borium, setelah itu bersihkan
tetapi jangan menggunakan sabun cuci, segera bilas dan keringkan.
C. Hemangioma
Hemangioma adalah suatu tumor jaringan
lunak atau tumor vaskular jinak akibat proliferasi (pertumbuhan yang berlebih)
dari pembuluh darah yang tidak normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan
pembuluh darah. Hemangioma sering terjadi pada bayi baru lahir dan pada anak
berusia 1 tahun (5-10%). Biasanya hemangioma sudah tampak sejak bayi
dilahirkan(30%) atau muncul beberapa minggu setelah kelahiran (70%). Hemangioma
muncul di setiap tempat pada permukaan tubuh seperti kepala, leher, muka, dada,
atau kaki. Hemangioma merupakan tumor vaskular jinak terlazim pada bayi dan
anak. Meskipun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi pada orang tua,
contohnya adlah cherry hemangioma atau angioma senilis yang biasanya jinak,
kecil, red,-purple papule pada kulit orang tua.
a. Pembagian
I.
Nevus flammeus
Daerah kaviler yang tidak
menonjol, berbatas tegas, ukurannya tidak bertambah, berwarna merah, ungu, dan
akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
II.
Nevus vaskulosus
Kapiler yang baru terbentuk
dan membesar pada kulit (lapisan dermis dan sebdermis)yang tumbuh beberapa
bulan setelah lahir kemudian mengeruk dan mengilang dengan sendirinya.
b. Penatalaksanaa
Berikan konseling kepada orang
tua bahwa tanda lahir itu normal dan sering terjadi pada bayi baru lahir,
sehingga orangtua tidak perlu khawatir dalam menghadapi kejadian ini.
D. Sebhorrea
a. Pengertian
Sebhorrea adalah radang berupa
sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki banyak kelenjar
sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
b. Etiologi
Penyebab sebhorrea masih belum
di ketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa
faktor penyebab sebhorrea yaitu sebagai berikut.
·
Faktor hereditas, yaitu bisa di sebabkan
karena adanya faktor keturunan dari orang tua.
·
Intake makanan yang tinggi lemak dan
kalori.
·
Asupan minuman beralkohol.
·
Adanya gangguan emosi .
c. Penatalaksanan
Walaupun secara kausal masi
belum di ketahui, tetapi penyembuhannya bisa di lakukan dengan obat-obat
topikal, seperti sampo yag tidak berbusa (keramasilah kepala bayi sebanyak 2-3
kali perminggu) dan krim selenium sulfida/Hgpresipitatus albus 2%.
E. Bisul
a. Definisi bisul
Selulitis/ abses/ bisulan
adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh
peradangan terbatas dari korium pada
jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila
disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai
pada hari ke-3 atau lebih.Furunkel
(bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus
yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi
piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel,
karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia,
empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin,
termasuk keracunan makanan.Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu
rongga yang sangat menyakitkan. Kelompok bisul biasa dipanggi
pekung (carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku
pada kanak-kanak.Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut
dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang
disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan
kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa
masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung
bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan
terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan
tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki,
punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari satu
tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
b. Etiologi/ Penyebab
Furunkel dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Iritasi
pada kulit
2. Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3. Daya tahan tubuh yang rendah
4. Infeksi oleh staphylococcus aureus.
Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti
anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram
tampak berwarna ungu.
5. Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan
didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul
didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.
c. penatalaksanaan
·
Memberikan sabun anti bakteri atau
antibiotik topikal (salep atau krim) pada bisul.
·
Kompres bisul dengan air hangat untuk
membantu mempercepat penyembuhan.
·
Beri tahu kpada orang tua bayi bahwa
jangan perna memencet atau mencoba memecahkan bisul karenabisa memperburuk dan
menyebarkan infeksi.
F. Batuk Pilek
a. Definisi
Batuk pilek pada balita adalah
penyakit yang biasa terjadi, Namun apabila bayi yang baru lahir sudah mengalami
batuk pilek tentu akan membuat anda sebagai orangtua heran dan bingung
bagaimana harus mengatasinya. Batuk Pilek pada Bayi yang baru lahir memang
sangat mungkin terjadi.
b. Etiologi
Penyebab Batuk pilek pada bayi adalah
virus dari kelompok RNA (asam ribonukleat), Namun memang kadang ada bakteri
yang ikut menginfeksi bayi. Adapun gejala Batuk Pilek pada bayi adalah
bayi anda batuk tanpa sebab yang jelas dan disertai hidung hidung mengeluarkan
cairan bening bahkan kadang disertai badan panas atau demam.
Batuk pilek pada bayi baru dilahirkan biasanya terjadi antara 2 – 3 hari, Namun apabila batuk pilek terjadi lebih dari 1 minggu, bisa jadi anak anda mengalami infeksi bakteri lanjutan, dan kasus yang sering terjadi pada anak adalah terjadinya penyakit Bronkitis. Dalam kondisi ini anda harus segera memeriksakan ke Dokter agar dilakukan pemeriksaan.
Batuk pilek pada bayi baru dilahirkan biasanya terjadi antara 2 – 3 hari, Namun apabila batuk pilek terjadi lebih dari 1 minggu, bisa jadi anak anda mengalami infeksi bakteri lanjutan, dan kasus yang sering terjadi pada anak adalah terjadinya penyakit Bronkitis. Dalam kondisi ini anda harus segera memeriksakan ke Dokter agar dilakukan pemeriksaan.
c. Mengatasi batuk pilek.
Adapun cara mudah atau perawatan awal apabila bayi anda yang baru dilahirkan telah mengalami Batuk Pilek adalah:
Adapun cara mudah atau perawatan awal apabila bayi anda yang baru dilahirkan telah mengalami Batuk Pilek adalah:
§ Tetap memberikan ASI secara langsung dari payudara dan
hindari penggunaan botol. Hal ini dikarenakan, gerakan bayi menghisap payudara
akan menutup saluran eustachius yang menghubungkan hidung dengan telinga,
sehingga dapat memperkecil risiko terjadinya infeksi telinga oleh bakteri yang
ada di hidung dan tenggorokan yang menyebabkan batuk dan flu pada bayi.
§ Jangan memberikan obat antibiotik tanpa berkonsultasi
terlebih dahulu dengan dokter. Karena dengan melakukan pemeriksaan dengan
dokter, maka akan diketahui jenis bakteri yang menginfeksi bayi anda.
§ Apabila gejala Batuk dan Flu disertai demam dengan
suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius, maka segera berikan obat penurun
panas, dan jangan mengompresnya dengan air dingin agar tidak terjadi kejang.
§ Saat sebelum minum susu atau sebelum tidur, keluarkan
cairan yang ada di hidung bayi dengan penguapan, menepuk-nepuk punggung bayi
dengan posisi telungkup di paha, atau disedot menggunakan alat penyedot lendir
yang saat ini dijual di pasaran. Hal ini bertujuan agar napas bayi menjadi
lebih lega.
Untuk Mencegah Batuk dan Flu dikemudian
hari maka perlu dilakukan imunisasi vaksin influenza saat bayi berusia 6 bulan
dan diulang setiap satu tahun sekali. Apabila Batuk Pilek pada Bayi menyebabkan
kemampuan minum bayi berkurang dan terjadi selama lebih dari satu minggu,
segera bawa ke dokter agar segera dilakukan pengobatan dengan cara yang tepat.
G. Obstipasi
a. Pengertian
Obstipasi adalah penimbunan
feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna.
Bisa juga didefenisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari
atau lebih. Lebih dari 90% bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24
jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama
kelahiran.
b. Etiologi
Obstipasi pada anak dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut.
·
Kebiasaan makan
Obstipasi akan timbul bila
feses terlalu kecil untuk membangkitkan keinginan untuk buang air besar.
Keadaan ini terjadi akibat dari kelaparan, dehidrasi, dan mengonsumsi mkanan
yang kurang mengandung selulosa.
·
Hipotiroidisme.
·
Keadaan-keadaan mental.
Faktor kejiwaan memegang
peranan penting terhadap terjadinya obstipasi, terutama depresi berat yang
tidak memedulikan keinginannya untuk buang air besar.
·
Penyakit organik.
·
Kelainan kongenital.
·
Penyebab lain.
Penyebab lainnya diet yang
salah, tidak mengonsumsi makanan yang mengandung serat selulosa sehingga bisa
mendorong terjadinya peristaltik, atau pada anak setelah sakit, ketika anak
masih kekurangan cairan.
c. Tanda dan Gejala
v Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama, pada
bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih.
v Sakit dan kejang pada perut.
v Pada pemeriksaan rektal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang
menyemprot,.
v Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rektum.
v Bising usus yang janggal.
v Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
v Terdapat luka pada anus.
d. Pembagian
·
Obstipasi akut, yaitu rektum tetap
mempertahankan tonusnya dan defekasi timbul secara mudah dengan stimulasi
laksatif, supositoria, atau enema.
·
Obstipasi kronik, yaitu rektum tidak
kosong dan dindingnya mengalami perengangan berlebihan secara kronik, sehingga
tambahan feses yang datang mencapai tempat ini tidak menyebabkan rektum
merengang lebih lanjut. Reseptor sensorik tidak memberikan respons pada dinding
rektum lebih lanjut, flaksid, dan tidak mampu untuk berkontraksi secara
efektif.
e. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi
pada penderita obstipasi adalah sebagai berikut.
v Perdarahan.
v Ulserasi.
v Obstruksi parsial.
v Diare intermiten.
v Distensi kolon akan menghilang jika ada sensasi regangan rektum yang
mengawali proses defekasi.
f. Penatalaksanaan
Ø Mencari penyebab obstipasi.
Ø Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan memperhatikan
gizi, tambahan cairan, dan kondisi psikis.
Ø Pengosongan rektum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah di anjurkan
untuk menegakkan kembali kebiasaan defekasi. Pengosongan rektum bisa dilakukan
dengan disimpaksi digital, enema minyak zaitun, dan laktasif.
H. Sindrom
kematiaan mendadak (Sudden Infant Death Syndrome-Sids)
1. Definisi
Sindrom kematian mendadak
(sudden infant death syndrome-sids) terjadi pada bayi yang sehat, saat
ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. SIDS terjadi
kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi
usia 2 minggu dan 1 tahun.
2. Etiologi
Secara pasti penyebabnya belum
di ketahui, namun beberapa ahli telah melakukan penelitian dan mengemukakan ada
beberapa penyebab SIDS yaitu sbb.
§ Ibu yang masi remaja.
§ Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat.
§ Bayi laki-laki dengan berat badan dibawah normal.
§ Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner.
§ Bayi prematur.
§ Gemelli (bayi kembar)
§ Bayi dengan sibling.
§ Bayi dari ibu yang ketergantungan dengan narkotika.
§ Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup.
§ Bayi dengan virus pernapasan.
§ Bayi dengan infeksi botulinum.
§ Bayi dengan apnea yang berkepanjangan.
§ Bayi dengan gangguan pola napas herediter.
§ Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli.
3. Penatalaksanaan
v Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konbseling.
v Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, ajak orang tua untuk
mengungkapkan rasa dukanya.
v Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk
mengajukan pertanyaan.
v Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah
hal yang wajar.
v Berin keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah
terhadap kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga
mengharapkan kematian bayi tersebut.
v Jika kemudian ibu melahirkan bayi kembali, beri dukungan orang tua selama
beberapa bulan pertama, paling tidak sampai melewti bayi yang meninggal sebelum
nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah yang sering timbul pada
Neonatus,bayi, balita dan anak pra sekolah banyak terjadi ditengah-tengah
masyarakat. Beberapa masalah yang sering timbul diantaranya :
· Diare
· Diaper rush
· Hemangioma
· Seborrhea
· Bisulan
· Batuk pilek
· Obstipasi
· Meninggal mendadak
Oleh karena itu kita sebagai seorang
tenaga kesehatan harus mengetahui cara pencegahan dan pengobatannya apabila
sudah terjadi, baik pengobatan secara medis maupun non medis
B. Saran
Adapun saran
yang dapat kami berikan adalah : dengan adanya makalah ini kami berharap
sebagai mahasiswi kebidanan kita dapat memahami dan mengaplikasikan pemahaman
dan penatalaksanaan Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah
Dengan Masalah Diare, Diaper Rash, Hemangioma, Seborhea, Bisulan, Batuk pilek,
Obstipasi, dan Meninggal mendadak.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber dari buku :
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu
Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Sudarti. 2010. Kelainan dan
Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sumber dari website :
Bayi dengan bisulan. http://eniskure.blogspot.com/ (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013,
pukul 17.34)
Post a Comment for "ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN PENYULIT DAN KOMPLIKASI"