ASKEB II (Asuhan Persalinan Normal)
Pengertian Asuhan Persalinan Normal
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya
serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentase belakang kepala, tanpa komplikasi baik
ibu maupun janin.
Asuhan Persalinan Normal (APN) disusun dengan tujuan
terlaksananya persalinan dan pertolongan pada persalinan normal yang baik dan
benar, target akhirnya adalah penurunan angka mortalitas ibu dan bayi di Indonesia.
Sebab-sebab mulainya persalinan
Sebab-sebab mulainya
persalinan belum diketahui dengan jelas, banyak faktor
yang memegang peranan dan bekerja sama
sehingga terjadi persalinan diantaranya :
1.
Teori
Penurunan Hormone
satu sampai dua minggu sebelum persalinan terjadi penurunan kadar
estrogen dan progesterone, progesterone mengakibatkan relaksasi otot-oto rahim,
sedangkan estrogen meningkatkan kerentanan otot –otot rahim. Selama kehamilan
terjadi keseimbangan tetapi, akhir kehamilan terjadi penurunan kadar
progesterone sehingga timbul his.
2.
Teori distensi rahim
Rahim menjadi besar dan meregang akan menyebab iskemik otot-otot rahim
sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
3.
Teori iritasi mekanik
Dibelakang servik terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini
ditekan oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus.
4.
Teori plasenta menjadi tua
Akibat plasenta tua
menyebabkan turunnya kadar progesteron yang mengakibatkan ketegangan pada
pembuluh darah, hal ini menimbulkan kontraksi rahim.
5.
Teori prostaglandin
Prostaglandin yang
dihasilkan desidua menjadi sebab permulaan persalinan karena menyebabkan
kontraksi pada miometrium pada setiap umur kehamilan.
6.
Indikasi partus
Partus dapat ditimbulkan
dengan pemberian oksitoksin drip, menurut tetesan perinfus dan pemberian gagang
laminaria ke dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, sehinggga timbul kontraksi dan melakukan amniotomi yaitu
pemecahan ketuban.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan adalah :
- Power (tenaga yang mendorong anak)
Power atau tenaga yang
mendorong anak adalah :
a.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan.
b.
Tenaga mengejan.
- Passage (jalan lahir)
Passage disebut juga dengan
jalan lahir. Jalan lahir dibagi menjadi 2 bagian yaitu, bagian keras
tulang-tulang panggul (kerangka panggul) dan bagian lunak yaitu otot-otot,
jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.
- Passager (fetus dan plasenta)
Bagian yang paling besar dan
keras janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat memengaruhi
jalan persalinan.
Tahapan persalinan (kala I,
II, III, IV)
Kala I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi
uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10cm).
Persalinan kala I dibagi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
1. Fase
laten
Berlangsung selama 7-8 jam.
Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
- Fase aktif
Fase
ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi menjadi 3 macam :
a.
Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan
3 cm menjadi 4cm
b.
Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c.
Fase deselerasi
Pembukaan menjadi lambat,
dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Anamnesa
Anamnesa merupakan tindakan mengumpulkan informasi
tentang riwayat kesehatan, kehamilan, dan persalinan. Hal yang ditanyakan pada
ibu :
- Identitas Ibu Dan Suami (Nama, Umur, Alamat)
- Gravida, Para, Abortus
- HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
- HPL (Hari Perkiraan Lahir)
- Riwayat Alergi Obat-Obatan
- Riwayat Kehamilan Sekarang
- Riwayat Kehamilan Sebelumnya
- Riwayat Medis
- Masalah / Keluhan Medis Saat Ini
- Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Pengetahuan Dan
Psikologi Ibu.
Kala II
Perubahan kala II (kala pengeluaran) dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
1.
His menjadi lebih kuat dan lebih sering
2.
Timbul tenaga untuk meneran
3.
Perubhan dalam dasar panggul
4.
Lahirnya fetus
Kala
III
Kala III disebut juga sebagi kala uri. Setelah bayi
lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat. Beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir
dan keluar spontan atau dengan tekanan fundus uteri. Pengeluaran plasenta
disertai dengan pengeluaran darah, kira-kira 100-200 cc.
Kala
IV
Kala IV (kala pengawasan) yaitu 1 jam setelah plasenta lahir lengkap.
Ada 7 pokok hal penting yang harus diperhatikan :
1.
Kontraksi uterus.
2.
Tidak ada perdarahan dari jalan lahir.
3.
Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap.
4.
Kandung kemih kosong.
5.
Luka perineum terawat.
6.
Bayi dalam keadaan baik.
7.
Ibu dalam keadaan baik.
Lima Benang Merah dalam
Asuhan Persalianan dan Kelahiran Bayi
Ada lima aspek dasar atau Lima Benang Merah, yang
penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman.
Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan, baik normal maupun
patologis. Lima Benang Merah tersebut adalah:
1.
Membuat Keputusan Klinik
Membuat keputusan klinik merupakan proses yang
menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan
oleh pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi
pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui
serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil
dari olah kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan
intervensi berdasarkan bukti (Evidence-Based),
keterampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan yang
logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada
pasien
Tujuh langkah dalam membuat keputusan klinik
- Pengumpulan Data Utama dan Relevan Untuk Membuat
Keputusan
- Menginterpretasikan dan Mengidentifikasi Masalah
- Membuat Diagnosis Atau Menentukan Masalah yang
Terjadi/Dihadapi
- Menilai Adanya Kebutuhan dan Kesiapan Intervensi
Untuk Mengatasi Masalah
- Menyusun Rencana Pemberian Asuhan Atau Intervensi
Untuk Solusi Masalah
- Melaksanakan Asuhan/Intervensi Terpilih
- Memantau dan Mengevaluasi Efektivitas Asuhan Atau
Intervensi
2.
Asuhan Sayang Ibu Dan Sayang Bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai
budaya, kepercayaan, dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang
ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
dan kelahiran bayi.
3.
Pencegahan Infeksi
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari
komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan
ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru
lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan
mengurangi infeksi karena bakteri, virus, dan jamur. Dilakukan pula upaya untuk
menurunkan penyakit-penyakit yang berbahaya yang hingga kini belum ditemukan
pengobatannya, seperti misalnya hepatitis dan HIV/AIDS.
4.
Pencatatan (Rekam Medik) Asuhan Persalinan
Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat
keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus-menerus
memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran
bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah
dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis dan
membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayinya. Partograf adalah
bagian terpenting dari proses pencatatan selama persalinan.
5.
Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke
fasilitas rujukan atau fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan
mampu menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir.
Hal-hal penting dalam mempersiapkan rujukan untuk ibu dan bayi
B
(Bidan) : Pastikan bahwa ibu dan/atau
bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten untuk menatalaksanakan
gawat darurat obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
A
(Alat) : Bawa perlengkapan dan
bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung
suntik, selang IV, alat resusitasi, dll) bersama ibu ke tempat rujukan.
Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan
dalam perjalanan menuju fasilitas rujukan.
K
(Keluarga) : Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi
dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan
tujuan merujuk ibu k fasilitas rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga
yang lain harus menemani ibu dan bayi lahir hingga ke fasilitas rujukan.
S
(Surat) : Berikan surat ke tempat
rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi
baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau
obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir, sertakan juga partograf
yang dipakai untuk membuat keputusan klinik.
O (Obat)
: obat-obatan esensial pada saat
mengantar ibu ke fasilitas rujukan. Obat-obatan tersebut mungkin diperlukan
selama di perjalanan.(2)
58 Langkah APN
1.
Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua.
2.
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set.
3.
Memakai celemek plastik.
4.
Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.
5.
Menggunakan sarung tangan kanan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
6.
Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan,
isi dengan oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
7.
Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulva ke perineum.
8.
Melakukan pemeriksaan dalam (pastikan pembukaan sudah lengkap
dan selaput ketuban sudah pecah).
9.
Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
10.
Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus
selesai (pastikan DJJ dalam batas normal 120-160 x/ menit).
11.
Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
meneran.
12.
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran ( pada saat his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman.
13.
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran.
14.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15.
Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut
ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16.
Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong
ibu.
17.
Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan,
18.
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19.
Saat kepala janin telihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
memasang handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
20.
Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21.
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan.
22.
Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang secara
biparental. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23.
Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24.
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah
(selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin.
25.
Melakukan penilaian selintas : (a) Apakah bayi menangis
kuat,dan atau bernapas tanpa kesulitan ? (b) Apakah bayi bergerak aktif?.
26.
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/ kain yang
kering. Membiarkan bayi di atas perut ibu.
27.
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus.
28.
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29.
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir. Suntikkan oksitosin
10 unit IM di 1/3 atas bagian distal lateral lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin.
30.
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit talai puasat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat paada 2 cm distal dari klem pertama.
31.
Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lndungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem
tersebut.
32.
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril.
33.
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
di kepala bayi.
34.
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
35.
Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi
atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain memegang tali pusat.
36.
Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan
tangan kanan, sementara tanagan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorsokranial. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikunya dan mengulang
prosedur.
37.
Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan
arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorsokranial)
38.
Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan
plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39.
Segera setelah plasenta lahir, melakukan massase (pemijatan) pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri
dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari
tangan kiri hingga kontraksi uterus baik(fundus teraba keras).
40.
Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan
tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah
lahir lengkap, dan masukan ke dalam kantong plastik yang tersedia.
41.
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
42.
Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
43.
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada
ibu minimal 1 jam.
44.
Setelah satu jam, lakukan penimbangan/ pengukuran bayi, beri
tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 sebanyak 1 mg secara IM di
paha kiri anterolateral.
45.
Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
46.
Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
47.
Mengajarkan ibu/keluaraga cara melakukan massase uterus dan menilai kontraksi.
48.
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
49.
Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan .
50.
Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernapas
dengan baik.
51.
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit), cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
52.
Buang bahan-baahan yang terkontaminasi ke tempat yang sesuai.
53.
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lendir, dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan
kering.
54.
Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
55.
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
56.
Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%.
57.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir..
58.
Melengkapi partograf.