Cerita Mukidi : SALAH SAMBUNG
Ketika waktu istirahat, Mukidi memasuki kantin karyawan di pabriknya pada hari pertama dia bekerja di perusahaan itu. Gadis pelayan kantin menyambutnya dengan ramah: “Selamat siang mas Wakijan, mau makan apa?” Mukidi kaget atas sambutan akrab tadi walaupun dia kaget karena dipanggil sebagai Wakijan.
Tadinya dia mau menjelaskan nama sebenarnya, namun karena pengunjung makin bertambah dan pelayan makin sibuk maka dia diam saja : “What is in a name?” pikirnya.
Mukidi memilih menu, lalu menunggu pesanannya.Makan siang berikutnya demikian pula, kembali si mbak pelayan melayaninya dengan akrab dan masih tetap memanggilnya Wakijan.
Hari berikutnya masih begitu, dan dia berusaha mendiamkan kekeliruan ini berlangsung terus, sampai sebulan kemudian karena merasa tidak tahan dengan kelirumologi itu, suatu kali makan siang dia sengaja tidak buru-buru kembali ke kantor dan mengajak bicara si mbak pelayan yang sok akrab itu.
“Mbak, dengarkan baik-baik ya, nama saya Mukidi bukan Wakijan!” Mukidi menjelaskan dengan mantap, “ingat ya, Mukidi..” sementara si mbak hanya senyam-senyum saja.
Keesokan harinya ketika istirahat makan siang si mbak kantin berlari-lari menyambutnya lebih semangat dari hari-hari sebelumnya: “Mas Wakijan….mas Wakijan…ke sini deh saya bilangin..” si mbak menggandengnya dan menarik kursi duduk berhadapan, lalu: “Mas Wakijan percaya nggak, kemarin ada orang miriiiip sekali sama mas Wakijan. Namanya Mukidi!”Mukidi hampir pingsan…
Post a Comment for "Cerita Mukidi : SALAH SAMBUNG"