ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN
ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita
( makhluk hidup.
Contohnya : meja, kursi, cahaya, udara, mamusia, hewan, tumbuhan, dsb.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi, dsb.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme.
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi.Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Contohnya : meja, kursi, cahaya, udara, mamusia, hewan, tumbuhan, dsb.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi, dsb.
Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme.
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah Ilmu lingkungan atau ekologi.Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Isu strategis utama
Adalah desentralisasi dan otonomi pembangunan
di bidang kesehatan. Isu ini sangat berpengaruh dalam tatalaksana pemerintahan
dan penatalaksanaan program-program pembangunan kesehatan. Isu ini perlu
menjadi landasan dalam pemikiran pembangunan di masa yang akan datang di
kabupaten Gunungkidul. Isu kedua yang tak kalah penting adalah pembiayaan
daerah. Dengan lahirnya UU nomor 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan
pusat dan daerah, membuka peluang bagi daerah untuk mampu memanfaatkan anggaran
dana untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sekaligus menciptakan
sumber-sumber pendapatan baru bagi daerah. Kemampuan daerah dalam menyusun
berbagai program pembangunan daerah sangat tergantung kepada keberadaan dan
pengelolaan pembiayaan ini.
Berdasarkan kajian-kajian determinan permasalahan kesehatan yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul, dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai isu-isu pokok yaitu berbagai determinan yang menjadi bagian yang muncul dalam permasalahan-permalsahan kesehatan terutama kepada permasalahan-permasalahan utama dan harus ditangani segera. Isu pokok merupakan permasalahan dalam determinan kesehatan yang selalu muncul dalam setiap masalah. Dari analisis determinan faktor yang paling sering muncul adalah sebagai berikut :
1.
Status Gizi Masyarakat secara umum masih rendah
2.
Keluarga miskin dan pembiayaan kesehatan di masyarakat
3. Mekanisme Pembiayaan
Kesehatan (Preventif dan Promotif ) di Puskesmas
4. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat masyarakat
5. Manajemen pelayanan
kesehatan ( terutama SDM dan sistem informasi kesehatan )
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Lingkungan Masyarakat
1. Disparitas status kesehatan
1. Disparitas status kesehatan
Disparitas adalah perbedaan; jarak:
adanya upah yang diterima oleh para pekerja pabrik itu. Di Indonesia yang
sungguh kaya luar biasa ini,status Menghalangi pemiliknya untuk mendapatkan hak
kesehatan yang layak. , masyarakat, media massa , politikus bahkan insan
kesehatan masih memandang hak kesehatan hanya pada hak untuk memperoleh
pelayanan kuratif dirumah sakit dan puskesmas . "Meskipun secara
nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat namun disparitas antar
tingkat sosial ekonomi dan antar wilayah masih cukup tinggi," katanya.
2. Beban Ganda penyakit.
Bagi masyarakat Indonesia khususnya,
penyakit memiliki beban ganda,yang pertama adalah rasa sakit yang diderita dan
Uang yang cukup banyak Untuk mengatasi masalah penyakit yang dideritanya. Hal
ini memberikan dampak negative pada Pasien yang bersangkutan, karena
keterbatasan dana, mereka mendapatkan keterbatasan Pelayanan kesehatan.
3.Kinerja Pelayanan yang rendah
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang
Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, menilai kinerja pelayanan kesehatan masih
rendah terutama di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan pulau-pulau
terluar. "Padahal kinerja kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya peningkatan kualitas kesehatan penduduk," katanya, malam ini. Agung
Laksono, menjelaskan hal itu merupakan tantangan pembangunan kesehatan di
Indonesia yang memerlukan dukungan semua elemen bangsa.
"Rendahnya kualitas pelayanan
kesehatan yang ditandai dengan masih dibawah standarnya kualitas pelayanan
sebagian rumah sakit daerah serta keterbatasan tenaga kesehatan juga menjadi
tantangan yang harus segera diatasi," katanya.Dikatakan, hingga saat ini
jumlah dan distribusi dokter, bidan serta perawat belum merata dimana
disparitas rasio dokter umum per 100.000 penduduk antar wilayah masih tinggi.
"Indonesia mengalami kekurangan pada hampir semua tenaga kesehatan yang
diperlukan, " katanya.
4. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung
hidup Bersih
Dewasa ini sikap masyarakat Indonesia
juga sama buruknya dengan system yang mengatur kesehatan.Jika anda berkunjung
ke Jakarta misalnya, lihatlah sungai disana kini sungai di Jakarta mengalami
perubahan fungsi, fungsi sungai bukan lagi menjadi tata perairan kota tapi
tempat sampah umum. Belum lagi ada masyarakat yang MCK di sungai, begitu pula
di sebagian wilayah pedesaan Indonesia kesadaraan akan pentingnya kesehatan
belum kita temukan di masyarakat kita.
5. Rendahnya Kondisi kesehatan lingkungan
Rendahnya Pembangunan Ekonomi yang belum
merata adalah biang keladi pokok masalah ini.hal tersebut menimbulkan
kesenjangan soasial baik papan,sandang dan pangan. Pertanyaan mengapa masalah
kesehatan lebih banyak dialamai oleh orang tak berpunya, mungkin jawabannya
adalah karena lingkungan tempat tinggal yang buruk.
1. Rendahnya
Kondisi Kesehatan Lingkungan
Salah satu faktor penting lainnya yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan
yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan
sanitasi dasar. Pada tahun 2002, persentase rumah tangga yang mempunyai akses
terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai 55,2 persen (BPS 2002),
dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar 63,5 persen.
Jelas lingkungan mempengaruhi kesehatan sesorang, orang yang tinggal ditempat bersih, aman, dan nyaman akan mendapat kesehatan yang lebih baik dibanding orang yang bertempat tinggal di daerah kumuh seperti bantaran kali, kolong jembatan, dan kawasan Industri. Masih banyak masyarakat indonesia yang bertempat dilingkungan kurang baik, pelosok-pelosok. Khususnya masyarakat jakarta.
Faktor-faktor buruknya lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan:
1. Banyak
bangunan bertingkat yang di beton = dengan banyaknya bangunan bertingkat maka
fungsi tanah yang seharusnya menyerap air kini digantikan fungsinya oleh sistem
penyerapan buatan yang kurang efektif, dapat berakibat banjir dan mewabahnya
penyakit.
2. Pembuatan
produk-produk yang lama hancur = bahan baku yang lama hancur akan mempercepat
penumpukan sampah karena sampah dihasilkan setiap hari.
3. Kurangnya
kesadaran masyarakat akan lingkungannya = sehingga membuang sampah sembarang,
membangun rumah dibantaran kali, dll
4. Banyak
kendaraan dan pabrik-pabrik = kendaraan yang sudah lama akan mengalami
pembakaran yang tidak sempurna sehingga lebih banyak menghasilkan Co2 dan Pb
begitupun dengan pabrik-pabrik.
Solusinya, Penggusuran rumah-rumah yang berada dibantaran
kali, kolong jembatan dan taman-taman lalu menempatkannya kembali ditempat yang
layak karena ketika kali yang seharusnya menjadi saluran pembuangan menjadi
berkurang fungsinya karena adanya rumah-rumah di bantaran kali. Kemudian,
Memanfaatkan sampah dengan cara mendaur ulangnya, pengurangan produk-produk
yang lama hancur sperti plastik dan kaca.
2. Rendahnya
Status Kesehatan Penduduk Miskin
Angka kematian bayi pada kelompok
termiskin adalah 61 dibandingkan dengan 17 per 1.000 kelahiran hidup pada
kelompok terkaya.Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian utama pada
bayi dan balita, seperti malaria dan TBC, lebih sering terjadi pada masyarakat
miskin. Rendahnya status kesehatan penduduk miskin terutama disebabkan oleh
terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan karena kendala geografis dan kendala
biaya (cost barrier). Data SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa 48,7 persen masalah
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah karena kendala biaya, jarak dan
transportasi. Utilisasi rumah sakit masih didominasi oleh golongan mampu,
sedang masyarakat miskin cenderung memanfaatkan pelayanan di puskesmas.
Demikian juga persalinan oleh tenaga kesehatan pada penduduk miskin hanya
sebesar 39,1 persen dibanding 82,3 persen pada penduduk kaya. Asuransi
kesehatan sebagai suatu bentuk sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,74
persen (2001) penduduk, dan hanya sebagian kecil diantaranya penduduk miskin.
Solusinya, Memberikan jaminan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan gratis untuk keluarga miskin dimanapun berada di
wilayah Negara Indonesia.Upaya kesehatan dasar dan rujukan terutama
diprioritaskan pada setiap bayi bayi, anak dan kelompok masyarakat risiko
tinggi.Dengan demikian maka setiap Puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau
dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya terutama di daerah perbatasan,
terpencil dan tertinggal.
3. Rendahnya
Pemanfaatan Fasilitas Pemerintah dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan di hampir seluruh
wilayah Indonesia. Saat ini, jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550
unit, Puskesmas Pembantu 22.002 unit dan Puskesmas keliling 6.132 unit.
Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua
kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih
menjadi kendala.Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh masyarakat,
terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya adalah Rumah Sakit yang terdapat di hampir semua
kabupaten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat
berjalan dengan optimal
Pada tahun 2002, rata-rata setiap 100.000 penduduk baru dapat dilayani oleh 3,5
puskesmas. Selain jumlahnya yang kurang, kualitas, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan di puskesmas masih menjadi kendala. Pada
tahun 2003 terdapat 1.179 Rumah Sakit (RS), terdiri dari 598 RS milik
pemerintah dan 581 RS milik swasta. Jumlah seluruh tempat tidur (TT) di RS
sebanyak 127.217 TT atau rata-rata 61 TT melayani 100.000 penduduk.Walaupun
rumah sakit terdapat di hampir semua kabupaten/kota, namun kualitas pelayanan
sebagian besar RS pada umumnya masih di bawah standar.Pelayanan kesehatan
rujukan belum optimal dan belum memenuhi harapan masyarakat.Masyarakat merasa
kurang puas dengan mutu pelayanan rumah sakit dan puskesmas, karena lambatnya
pelayanan, kesulitan administrasi dan lamanya waktu tunggu.Perlindungan
masyarakat di bidang obat dan makanan masih rendah.Dalam era perdagangan bebas,
kondisi kesehatan masyarakat semakin rentan akibat meningkatnya kemungkinan
konsumsi obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan.
4. Studi
Kasus tentang Penerapan Kesehatan Lingkungan
Penerapan Kesehatan Lingkungan
seperti diadakannya program lingkungan sehat.
Program ini ditujukan untuk mewujudkan
mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistem kesehatan
kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas-sektor berwawasan kesehatan.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam
program ini antara lain meliputi:
1. Penyediaan sarana air bersih dan
sanitasi dasar;
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas
lingkungan;
3. Pengendalian dampak resiko pencemaran
lingkungan; dan
4. Pengembangan wilayah sehat
Post a Comment for "ISSUE KESEHATAN LINGKUNGAN"