HUKUM MENDEL
Hereditas yaitu proses pewarisan
sifat dari induk kepada keturunannya. Beberapa ahli filsafat yunani dan ahli
–ahli lainnya berusaha mengemukakan beberapa gagasan yang berkaitan dengan
hubungan sifat keturunan antara orang tua dengan anak-anaknya, seperti:
1. Theoprastus
: bunga jantan menyebabkan bunga betina menjadi masak.
2. Hipocrates
: benih dihasilkan oleh berbagai bagian tubuh dan disampaikan kepada
keturunannya.
3. Aristoteles
: air mani laki-laki dan perempuan bercampur pada saat kehamilan.
Beberapa teori awal tentang
hereditas yang telah dikemukakan sebelumnya tidak dapat dijadikan suatu hukum.
Hukum tentang hereditas baru ditemukan pada tahun 1900 berdasarkan perumusan
kembali hipotesis yang dikeluarkan oleh seorang biarawan Austria bernama Gregor
Johann Mendel. Ilmuwan tersebut berjasa besar dalam mengembangkan
prinsip-prinsip dasar genetika modern sehingga dikenal sebagai Bapak Genetika.
Mengulas kisah pada tahun 1866
Mendel mengumumkan hipotesisnya tentang hereditas dalam sebuah jurnal ilmiah
berjudul Experiment in plant hybridization tetapi tidak ada yang
menanggapinya. Tahun 1884 mendel meninggal dunia dan tidak dikenal sebagai
ilmuwan. Pada tahun 1891 (7 tahun setelah Mendel wafat) ahli biologi belanda Hugo
de Vries melihat laporan Mendel dalam bentuk jurnal dan menyadari laporan
tersebut sangat penting, sejak itulah hasil kerja Mendel dikenal dan diakui
sebagai ilmuwan.
Dalam Eksperimennya Mendel
menggunakan tanaman kacang ercis (pisum sativum) yang memiliki tujuh
sifat beda yang nyata. Mendel menggunakan kacang ercis, karena kacang ercis
mempunyai beberapa kelebihan sifat sebagai berikut:
1. Memiliki
bunga sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri.
2. Masa
hidupnya tidak lama sehingga cepat menghasilkan keturunan.
3. Mudah
melakukan penyerbukan silang.
4. Memiliki
pasangan sifat beda yang menonjol.
Hukum Mendel I tentang hereditas yaitu hukum
segregasi, Setiap organisme mengandung dua faktor untuk setiap sifat, dan
faktor-faktor bersegregasi (terjadi pemisahan pasangan) di antara pasangan
faktor selama pembentukan gamet sehingga setiap gamet hanya mengandung satu
faktor untuk setiap sifat.
Kata lain : Hukum Mendel I menyatakan adanya
pemisahan bebas antara dua anggota dari sebuah pasangan gen atau alel dalam
pembentukan gamet. Sebagian dari gamet membawa satu alel dan sebagian lain
membawa alel yang lain. Dengan demikian satu gamet membawa hanya satu alel dari
setiap lokus gen.
a) Persilangan
monohibrid (persilangan yang melibatkan hanya satu sifat saja)
Hasil keturunan pada generasi F1
sifat
|
persilangan
|
keturunan F1
|
bentuk biji
|
bulat x keriput
|
100% bulat
|
warna kulit biji
|
kuning x hijau
|
100% kuning
|
warna bunga
|
ungu x putih
|
100% ungu
|
Hasil keturunan pada generasi F2
sifat
|
dominan (sifat
menutupi sifat yang lain)
|
resesif (sifat
ditutup / kalah dgn dominan
|
perbandingan
|
bentuk biji
|
5.474 bulat
|
1.850 keriput
|
2,96 :1
|
warna kulit biji
|
6.022 kuning
|
2001 hijau
|
3,01 : 1
|
warna bunga
|
705 ungu
|
224 putih
|
3,15 : 1
|
Heterozigot = organisme mempunyai dua alel berbeda pada
lokus gen
b)
Hubungan antara genetika modern dengan hukum mendel I
Dalam genetika modern dikenal ada istilah genotipe dan fenotipe kedua istilah ini muncul untuk membantu membedakan antara alel yang terdapat dlm organisme dengan ciri yang ditampilkan oleh organisme tersebut. Misalnya, tanaman homozigot dan heterozigot yang sama-sama mempunyai batang tinggi ternyata mempunyai alel berbeda, yaitu TT dan Tt
Genotipe = susunan alel (gen)
yang mengendalikan penampakan luar.
Misalnya, genotipe tinggi tanaman
adalah TT, Tt, tt.
Genotipe
TT dominan heterozigot
Genotipe tt resesif
homozigot
Genotipe Tt
heterozigot
Fenotipe = ciri penampakan luar
organisme.
Misalnya,
Tanaman yang bergenotipe TT dan Tt fenotipe tinggi
Tanaman yang
bergenotipe tt fenotipe pendek
Dan fenotipe berlaku untuk sifat
lain, seperti warna bunga dan bentuk biji.
c)
Diagram punnet
Diagram punnet (papan catur)
ditemukan oleh R.C. Punnet awal 1900 yang menggambarkan kemungkinan hasil
persilangan genetika.
F1 Tt x
Tt
1/2T
|
1/2t
|
|
1/2T
|
1/4TT
|
1/4Tt
|
1/2t
|
1/4Tt
|
1/4tt
|
Ket : perbandingan fenotipe =
batang tinggi : batang pendek
= 3/4 : 1/4
= 3 : 1
Perbandingan genotipe = 1/4
TT : 1/2 Tt : 1/4tt
= 1TT : 2Tt : 1tt
= 1 : 2 : 1
Ada dua kemungkinan untuk
genotipe tinggi batang, yaitu TT dan Tt dilakukan testcross
TT
x tt TT x tt
Tt Tt Tt Tt
F1 : 100% tinggi 1
tinggi : 1 pendek
Hukum mendel II, dikenal sebagai prinsip pengelompokkan secara bebas (asortasi) menyatakan saat terjadi pembentukan gamet, masing-masing alel mengelompokkan secara bebas. Pengelompokkan secara bebas adalah setiap gamet jantan yang dihasilkan oleh F1 akan mempunyai kesempatan yang sama dalam membuahi gamet-gamet betina dihasilkan dari F1.
persilangan dihibrid dan prinsip asortasi
pencobaan kedua mendel adalah menggunakan dua sifat untuk
setiap persilangan atau persilangan dihibrid. Rasio fenotipe yang berlaku
antara dominan dengan resesif yang diperoleh pada generasi F2 persilangan
dihibrid menghasilkan 16 kemungkinan genotipe.
P1 : SSYY x ssyy
(bulat-kuning)
(keriput-hijau)
Gamet: SY sy
F1 SsYy(bulat
kuning)
P2 SsYy x SsYy
Gamet jantan
gamet betina
|
1/4 SY
|
1/4 Sy
|
1/4 sY
|
1/4 sy
|
¼ SY
|
1/6 SSYY
|
1/6 SSYy
|
1/6 SsYY
|
1/6 SsYy
|
1/4 Sy
|
1/6 SSYy
|
1/6 SSyy
|
1/6 SsYy
|
1/6 Ssyy
|
1/4 sY
|
1/6 SsYY
|
1/6 SsYy
|
1/6 ssYY
|
1/6 ssYy
|
1/4 sy
|
1/6 SsYy
|
1/6 Ssyy
|
1/6 ssYy
|
Hasil persilangan diibrid tanaman kacang ercis berbiji
bulat-kuning (SY) dengan yang berbiji keriput-hijau (sy)
Fenotipe
|
Genotipe
|
Jlh. Keturunan
|
Frekuensi
|
Total frekuensi
|
Bulat kuning
|
SSYY
SsYY
SSYy
SsYy
|
38
60
65
138
|
1/16
2/16
2/16
4/16
|
9/16
|
Bulat hijau
|
Ssyy
Ssyy
|
35
67
|
1/16
2/16
|
3/16
|
Keriput kuning
|
ssYY
SSyY
|
28
68
|
1/16
2/16
|
3/16
|
Keriput hijau
|
ssyy
|
32
|
1/16
|
1/16
|
Post a Comment for "HUKUM MENDEL"