PERUBAHAN FSIOLOGI MASA NIFAS
Periode pascapartum ialah masa
enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan
normal sebelum hamil. Perubahan fisiologis pada masa ini sangat jelas yang merupakan
kebalikan dari proses kehamilan.Pada masa nifas tejadi perubahan-perubahan
fisiologis terutama pada alat-alat genitalia eksterna maupun interna, dan akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan yang terjadi pada masa
nifas ini adalah:
- Perubahan Sistem Reproduksi,
- Perubahan Sistem Pencernaan,
- Perubahan Sistem Perkemihan,
- Perubahan Sistem Muskuloskeletal,
- Perubahan Sistem Endokrin,
- Perubahan Tanda-tanda Vital,
- Perubahan Sistem Kardiovaskuler,
- Perubahan Sistem Hematologi,
- Perubahan Berat badan,
- Perubahan kulit.
A. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
Perubahan pada sistem reproduksi
secara keseluruhan disebut proses involusi, disamping itu juga terjadi
perubahan-perubahan penting lain yaitu terjadinya hemokonsentrasi dan timbulnya
laktasi.Organ dalam system reproduksi yang mengalami perubahan yaitu:
1. Uterus
Uterus adalah organ yang
mengalami banyak perubahan besar karena telah mengalami perubahan besar selama
masa kehamilan dan persalinan.
Pembesaran uterus tidak akan
terjadi secara terus menerus, sehingga adanya janin dalam uterus tidak akan
terlalu lama. Bila adanya janin tersebut melebihi waktu yang seharusnya, maka
akan terjadi kerusakan serabut otot jika tidak dikehendaki. Proses katabolisme
akan bermanfaat untuk mencegah terjadinya masalah tersebut.
Proses katabolisme sebagian besar
disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1) Ischemia Myometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan
retraksi yang terus-menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta, membuat
uterus relatif anemi dan menyebabkan serat otot atropi.
2) Autolysis
Merupakan proses penghancuran
diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteolitik dan makrofag
akan memendekan jaringan otot yang sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya
dari semula dan 5 kali lebar dari semula selama kehamilan.
Akhir 6 minggu pertama
persalinan :
Uterus secara berangsur-angsur
akan menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali pada keadaan seperti
sebelum hamil.
Tinggi fundus uteri dan berat
uterus menurut masa involusi terlihat pada table berikut :
No.
|
Waktu Involusi
|
Tinggi Fundus Uteri
|
Berat Uterus
|
Diameter Uterus
|
Palpasi Serviks
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Bayi Lahir
Uri/ Plasenta lahir
1 Minggu
2 Minggu
6 Minggu
|
Setinggi Pusat
Dua jari bawah pusat
Pertengahan pusat-simfisis
Tidak teraba di atas simfisis
Bertambah kecil
|
1000 gram
750 gram
500 gram.
300 gram
60 gram
|
12,5 cm
12,5 cm
7,5 cm
5 cm
2,5 cm
|
Lunak
Lunak
2 cm
1 cm
Menyempit
|
Gambar Proses Involusi Uterus
Fundus Uteri kira-kira sepusat
dalam hari pertama bersalin. Penyusutan antara 1-1,5 cm atau sekitar 1 jari per
hari. Dalam 10-12 hari uterus tidak teraba lagi di abdomen karena sudah masuk
di bawah simfisis. Pada buku Keperawatan maternitas pada hari ke-9 uterus sudah
tidak terba.
Involusi ligament uterus
berangsur-angsur, pada awalnya cenderung miring ke belakang. Kembali normal
antefleksi dan posisi anteverted pada akhir minggu keenam.
2. Afterpains
Pada primipara, tonus uterus
meningkat sehingga fundus pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi
yang periodik sering dialami multipara dan biasa menimbulkan nyeri yang
bertahan sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan ini
lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus terlalu teregang
(misalnya, pada bayi besar, dan kembar). Menyusui dan oksitosin tambahan
biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
- Lochea
Pelepasan plasenta dan selaput
janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah
2-3 hari tampak lapisan atas stratum yang tinggal menjadi nekrotis, sedangkan
lapisan bawah yang berhubungan dengan lapisan otot terpelihara dengan baik dan
menjadi lapisan endomerium yang baru. Bagian yang nekrotis akan keluar menjadi lochea.
Lochea adalah ekskresi
cairan rahim selama masa nifas mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat. Lochea mempunyai bau amis
(anyir), meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda pada setiap
wanita. Lochea juga mengalami perubahan karena proses involusi.
Perubahan lochea tersebut adalah :
a) Lochea rubra (Cruenta)
Muncul pada hari pertama sampai
hari kedua post partum, warnanya merah mengandung darah dari luka pada plasenta
dan serabut dari decidua dan chorion.
b) Lochea Sanguilenta
Berwarna merah kuning, berisi
darah lendir, hari ke 3-7 paska persalinan.
c) Lochea Serosa
Muncul pada hari ke 7-14,
berwarna kecoklatan mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit darah juga
leukosit dan laserasi plasenta.
d) Lochea Alba
Sejak 2 -6 minggu setelah
persalinan, warnanya putih kekuningan menngandung leukosit, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati.
4. Tempat Tertanamnya Plasenta
Saat plasenta keluar normalnya
uterus berkontraksi dan relaksasi/ retraksi sehingga volume/ ruang tempat
plasenta berkurang atau berubah cepat dan 1 hari setelah persalinan berkerut
sampai diameter 7,5 cm.
Kira-kira 10 hari setelah
persalinan, diameter tempat plasenta ± 2,5 cm. Segera setelah akhir minggu ke
5-6 epithelial menutup dan meregenerasi sempurna akibat dari ketidakseimbangan
volume darah, plasma dan sel darah merah.
5. Perineum, Vagina, Vulva, dan
Anus
Berkurangnya sirkulasi
progesteron membantu pemulihan otot panggul, perineum, vagina, dan vulva kearah
elastisitas dari ligamentum otot rahim. Merupakan proses yang bertahap akan
berguna jika ibu melakukan ambulasi dini, dan senam nifas.
Involusi cerviks terjadi
bersamaan dengan uterus kira-kira 2-3 minggu, cervik menjadi seperti celah.
Ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pingirannya tidak rata, tetapi
retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama dilalui
oleh satu jari. Karena hyperplasia dan retraksi dari serviks, robekan serviks
menjadi sembuh.
Pada awal masa nifas, vagina dan
muara vagina membentuk suatu lorong luas berdinding licin yang berangsur-angsur
mengecil ukurannya tapi jarang kembali ke bentuk nulipara. Rugae mulai tampak
pada minggu ketiga. Himen muncul kembali sebagai kepingan-kepingan kecil
jaringan, yang setelah mengalami sikatrisasi akan berubah menjadi caruncule
mirtiformis. Estrogen pascapartum yang munurun berperan dalam penipisan
mukosa vagina dan hilangnya rugae.
Mukosa vagina tetap atrofi pada wanita
yang menyusui sekurang-kurangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan
mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen
menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa vagina.
Kekeringan lokal dan rasa tidak nyaman saat koitus (dispareunia) menetap
sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Mukosa vagina
memakan waktu 2-3 minggu untuk sembuh tetapi pemulihan luka sub-mukosa lebih
lama yaitu 4-6 minngu. Beberapa laserasi superficial yang dapat terjadi akan
sembuh relatif lebih cepat. Laserasi perineum sembuh pada hari ke-7 dan otot
perineum akan pulih pada hari ke5-6.
Pada anus umumnya terlihat
hemoroid (varises anus), dengan ditambah gejala seperti rasa gatal, tidak
nyaman, dan perdarahan berwarna merah terang pada waktu defekasi. Ukuran
hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu postpartum.
B. Perubahan Sistem Pencernaan
Ibu menjadi lapar dan siap untuk
makan pada 1-2 jam setelah bersalin. Konstipasi dapat menjadi masalah pada awal
puerperium akibat dari kurangnya makanan dan pengendalian diri terhadap BAB.
Ibu dapat melakukan pengendalian terhadap BAB karena kurang pengetahuan dan
kekhawatiran lukanya akan terbuka bila BAB.
Dalam buku Keperawatan
Maternitas(2004), buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua
sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini biasa disebabkan karena
tonus otot usus menurun.
Selama proses persalinan dan pada
awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, kurang makan, atau dehidrasi.
Ibu seringkali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya
di perineum akibat episiotomi, laserasi, atau hemoroid. Kebiasaan buang air
yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali ke normal.
C. Perubahan Sistem Perkemihan
Terjadi diuresis yang sangat
banyak dalam hari-hari pertama puerperium. Diuresis yang banyak mulai segera
setelah persalinan sampai 5 hari postpartum. Empat puluh persen ibu postpartum
tidak mempunyai proteinuri yang patologi dari segera setelah lahir sampai hari
kedua postpartum, kecuali ada gejala infeksi dan preeklamsi.
Dinding saluran kencing
memperlihatkan oedema dan hyperaemia. Kadang-kadang oedema dari trigonum,
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urine. Kandung kencing
dalam puerperium kurang sensitive dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung
kencing poenuh atau sesudah kencing masih tinggal urine residual.
Sisa urine ini dan trauma pada
kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter
dan pyelum, normal kembali dalam waktu 2 minggu.
D. Perubahan Sistem
Musculoskeletal
Adaptasi system muskuluskeletal
ibu yang terjadi mencakup hal-hal yang dapat membantu relaksasi dan
hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran uterus.
Stabilisasi sendi lengkap akan terjadi pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah
wanita melahirkan.
Striae pada abdomen tidak dapat
menghilang sempurna tapi berubah menjadi halus/ samar, garis putih keperakan.
Dinding abdomen menjadi lembek setelah persalinan karena teregang selama
kehamilan. Semau ibu puerperium mempunyai tingkatan diastasis yang mana terjadi
pemisahan muskulus rektus abdominus.
Beratnya diastasis tergantung
pada factor-faktor penting termasuk keadaan umum ibu, tonus otot, aktivitas/
pergerakan yang tepat, paritas, jarak kehamilan, kejadian/ kehamilan denagn overdistensi.
Faktor-faktor tersebut menentukan lama waktu yang diperlukan untuk mendapatkan
kembali tonus otot.
E. Perubahan Sistem Endokrin
a) Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh
glandula pituitary posterior dan bekerja terhadap otot uterus dan jaringan
payudara. Oksitosin di dalam sirkulasi darah menyebabkan kontraksi otot uterus
dan pada waktu yang sama membantu proses involusi uterus.
b) Prolaktin
Penurunan estrogen menjadikan
prolaktin yang dikeluarkan oleh glandula pituitary anterior bereaksi terhadap
alveoli dari payudara sehingga menstimulasi produksi ASI. Pada ibu yang
menyusui kadar prolaktin tetap tinggi dan merupakan permulaan stimulasi folikel
di dalam ovarium ditekan.
c) HCG, HPL, Estrogen, dan
progesterone
Ketika plasenta lepas dari
dinding uterus dan lahir, tingkat hormone HCG, HPL, estrogen, dan progesterone
di dalam darah ibu menurun dengan cepat, normalnya setelah 7 hari.
d) Pemulihan Ovulasi dan Menstruasi
Pada ibu yang menyusui bayinya,
ovulasi jarang sekali terjadi sebelum 20 minggu, dan tidak terjadi diatas 28
minggu pada ibu yang melanjutkan menyusui untuk 6 bulan. Pada ibu yang tidak
menyusui ovulasi dan menstruasi biasanya mulai antara 7-10 minggu.
- Perubahan Tanda-tanda Vital
Tekanan darah seharusnya stabil
dalam kondisi normal. Temperatur kembali ke normal dari sedikit peningkatan
selama periode intrapartum dan menjadi stabil dalam 24 jam pertama postpartum.
Nadi dalam keadaan normal kecuali partus lama dan persalinan sulit.
Dalam buku Keperwatan Maternitas,
terdapat table perubahan tanda-tanda vital sebagai berikut :
No.
|
Tanda Vital
|
1.
2.
3.
4.
|
Temperatur
Selama 24 jam pertama dapat
meningkat saampai 38 derajat selsius sebagai akibat efek dehidrasi
persalinan. Setelah 24 jam wanita tidak harus demam.
Denyut nadi
Denyut nadi dan volume sekuncup
serta curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir.
Kemudian mulai menurundengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8
sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kewmbali ke frekunsi sebelum
hamil.
Pernapasan
Pernapsan harus berada dalam
rentang normal sebelum melahirkan.
Tekanan Darah
Sedikit berubah atau menetap.
|
G. Perubahan Sistem
Kardiovaskuler
Cardiac output meningkat selama
persalinan dan peningkatan lebih lanjut setelah kala III, ketika besarnya
volume darah dari uterus terjepit di dalam sirkulasi. Penurunan setelah hari
pertama puerperium dan kembali normal pada akhir minggu ketiga.
Meskipun terjadi penurunan dei
dalam aliuran darahke organ setelah hari pertama, aliran darh ke payudara
meningkat untuk mengdakan laktasi. Merupakan perubahan umum yang penting
keadaan normal dari sel darah merah dan putih pada akhir puerperium.
Pada beberapa hari pertama
setelah kelahiran, fibrinogen, plasminogen, dan factor pembekuan menurun cukup
cepat. Akan tetapi darah lebih mampu untuk melakukan koagulasi denagn
peningkatan viskositas, dan ini berakibat meningkatkan resiko thrombosis.
H. Perubahan Sistem Hematologi
Lekositosis meningkat, sel darah
putih sampai berjumlah 15.000 selama persalinan, tetap meningkat pada beberapa
hari pertama post partum. Jumlah sel darah putih dapat meningkat lebih lanjut
sampai 25.000-30.000 di luar keadaan patologi jika ibu mengalami partus lama.
Hb, Ht, dan eritrosit jumlahnya berubah di dalam awal puerperium
I. Perubahan Berat badan
nifas
Faktor-faktor yang mempercepat
penurunan berat badan pada masa nifas diantaranya adalah peningkatan berat
badan selama kehamilan, primiparitas, segera kembali bekerja di luar rumah, dan
merokok. Usia atau status pernikahan tidak mempengaruhi penurunan berat badan.
Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan
penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pascapartum.
J. Perubahan Kulit
Pada waktu hamil terjadi
pigmenrtasi kulit pada bebrapa tempat karena prose hormonal. Pigmentasi ini
berupa kloasma gravidarum pada pipi, hiperpimentasi kulit sekitar payudara,
hiperpigmentasi kulit dinding peryrt (striae gravidarum). Setelah persalinan,
hormonal berkurang dan hiperpigmentasi pun menghilang. Pada dinding perutakan
menjadi putih mengkilap yaitu”striae albikan”.
Post a Comment for "PERUBAHAN FSIOLOGI MASA NIFAS"