MENJAWAB PERTANYAAN DAN ISSU SALAH SEPUTAR IMUNISASI part (1)
Benar. Semua Negara melakukan
imunisasi rutin. Ahli-ahli di 194 negara yang mengawasi program imunisasi di Negara
masing-masing menyatakan bahwa imunisasi terbukti bermanfaat mencegah wabah,
sakit berat, cacat atau kematian akibat penyakit menular tertentu. Oleh karena
itu, sampai saat ini imunisasi dilakukan secara rutin di seluruh dunia, semua Negara
berlomba mengimunisasi lebih dari 90 persen bayi dan balita untuk mencegah
wabah, sakit berat, cacat dan kematian.
Di Indonesia,
pemerintah menyediakan vaksin gratis disarana kesehatan pemerintah, meliputi
Hepatitis B, Polio, BCG, DPT, Hib, Campak, dT, dan TT. Imunisasi yang belum disediakan
gratis oleh pemerintah, antara lain Rotavirus, Pneumokokus, Influenza, MMR,
Demam Tifoid, Cacar Air, Hepatitis A, kanker Leher Rahim(HPV), vaksin
anti-Rabies, Meningokokus, dan Demam Kuning (yellow fever).
Imunisasi Hepatitis
B: untuk mencegah kerusakan hati akibat serangan virus hepatitis B. Bila
berlanjut sampai dewasa dapat menjadi kanker hati. Vaksin Hepatitis B
disuntikkan di paha bayi segera setelah lahir, sebelum berumur 12 jam, untuk
mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu pada bayinya. Hal itu dilakukan
karena banyak ibu hamil di Indonesia tidak tahu bahwa di dalam darahnya
terdapat virus hepatitis B. Oleh karena itu, sebaiknya ibu hamil diperiksa
terhadap kemungkinan terinfeksi hepatitis B (juga toksoplasma, rubella,
situmegali, dan herpes). Sebelum imunisasi, bayi baru lahir sebaiknya
disuntikkan vitamin K1 pada paha yang lain. Setelah itu, vaksin hepatitis B
disuntikkan pada usia 1 bulan dan pada usia 6 bulan, dapat digabung dengan
imunisasi DPT dan Hib.
Imunisasi polio:
untuk mencegah kelumpuhan akibat serangan virus polio liar yang menyerang
sel-sel syaraf di sumsum tulang belakang. Bila menyerang otak, menyeabkan
lumpuh seluruh tuuh dan kematian. Vaksin polio diteteskan ke dalam mulut bayi
aru lahir ketika akan pulang ke rumah, dilanjutkan pada umur 2, 4, 6, 18-24
bulan dan 5 tahun. Vaksin polio suntikan khusus untuk bayi, alita yang
kekebalannya rendah karena penyakit atau karena sedang dalam pengobatan yang
mengganggu kekebalan.
Imunisasi BCG:
untuk mencegah tuberculosis (TBC) berat pada paru, otak, kelenjar getah bening
dan tulang sehingga menimbulkan sakit berat dengan durasi yang lama, kematian
atau cacat. Vaksin BCG disuntikkan di kulit lengan atas kanan pada umur 2-3
bulan. Setelah 1 bulan, dari bekas suntikkan dapat timul benjolan kemerahan,
kemudian pecah, keluar seperti nanah, tanpa demam dan nyeri. Hal itu adalah
reksi yang umum terjadi dan tidak berbahaya. Bersihkan dengan alkohol atau iodine.
Koreng akan sembuh dalam beberapa minggu, bekasnya dapat terlihat seumur hidup.
Imunisasi DPT:
untuk mencegah 3 penyakit difteria, pertusis, dan tetanus. Kuman difteria
membentuk membrane tebal yang menyumbat jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang
melumpuhkan otot jantung sehigga banyak menimulkan kematian. Kuman pertusis
mengakiatkan batuk hebat dan lama, sesak napas, radang paru sehingga banyak
menyebabkan kematian pada bayi. Kuman tetanus masuk melalui tali pusat atau
luka dalam yang sempit, kemudian kuman mengeluarkan racun yang menyerang syaraf
otot sehingga otot sluruh tubuh menjadi kaku, menyebabkan tidak isa minum, makan
atau bernapas sehingga banyak menimbulkan kematian.
Vaksin DPT
disuntikkan di paha mulai umur 2 bulan, dilanjutkan pada umur 3-4 bulan, 4-6
bulan, dan 18-24 bulan. Vaksin ini dapat digabung dengan vaksin hepatitis B dan
Hib. Dilanjutkan lagi di lengan pada umur 5-6 tahun, 10-12 tahun dan 18 tahun,
dengan vaksin yang isinya sedikit berbeda (DT, Td, atau TT).
Post a Comment for "MENJAWAB PERTANYAAN DAN ISSU SALAH SEPUTAR IMUNISASI part (1)"