METODE PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRLE BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Pendidikan sangat penting untuk
meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan
teknologi serta modrenisasi dalam segala aspek sehingga manusia di harapkan
memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahan zaman di era globalisasi ini
banyak sekali perubahan dalam aspek kehidupan, sehingga manusia di harapkan
memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahan tersebut . salah satu cara utuk
meningkatkan sumber daya manusia tersebut adalah dengan cara peningkatan
kualitas yang mencakup disegala disiplin ilmu pengetahuan
Dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan banyak hal yang harus di perhatikan , proses belajar mengajar (PBM)
merupakan salah satu unsur yang paling penting yang harus diperhatikan , dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik tersebut diharapkan hasil belajar
meningkatkan dan tujuan pendidikan akan tercapai .Pendidikan memegang peran
penting dalam kehidupan suatu bangsa karena pendidikan adalah suatu proses
penyampain kebudayaan dari suatu generasi ke generasi berikutnya yang ada di
dalam termasuk keterampilan , pengetahuan sikap dan nilai –nilai serta pola
perilaku tertentu dalam arti luas pendidikan mencakup yang membentuk pikiran,
karakter, dan kapasitas berfikir seseorang kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi turut mewarnai dunia pendidikan kita Meskipun matematika sering
dipersepsikan sebagai mata yang sulit dan kurang di sukai siswa , namun
matematika menjadi pelajaran yang wajib di sekolah.
Sekolah merupakan salah satu
pendidikan formal untuk membentuk kepribadian siswa , baik bersifat kognitif ,
maupun psikomotorik. Belajar mengajar adalah kegiatan inti pada proses
pendidikan di sekolah dan tujuan pada proses belajar menggajar adalah kegiatan
inti proses pendidikan di sekolah dan tujuan pada proses belajar menggajar
adalah perubahan tingkah laku dalam diri siswa dan dapat mencapai hasil belajar
yang baik khususnya pelajaran matematika belajar juga memainkan peran penting
dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia di tengah –tengah
persaigan ketat di antaranya bangsa – bangsa lain yang lebih dahulu maju.
Masih banyaknya siswa yang
mengangap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat sulit
sehingga siswa susah menyerap konsep –konsep yang disampaikan guru dan metode yang
kurang menarik sehingga menimbulkan kebosanan dan juga kurang jelas
penyampaian sehingga menimbulkan kebigungngan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan dalam metematika dan juga tida mampu menguasai konsep matematika.
Matematika Russefendi (1991 :
2) adalah bahasa symbol, deduktif yang tidak menerima pembuktian secara
induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang teroganisasi mulai
dari unsur- unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau fostulat dan akhirnya ke
dalil.
Hal ini disebabkan oleh pembelajaran
matemtaika masih secara klasikal , guru lebih aktif sedangkan siswa hanya
mendengar penjelasan dari guru ataupun mencatat materi. Siswa kurang di beri
kesempatan untuk berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal baik dengan
teman sendiri maupun dengan guru sehingga siswa menjadi kurang aktif .
Guru dalam penyampaian materi
perlu memilih metode mana yang sesuai dengan kadaan kelas atau siswa sehingga
merasa tetarik untuk mengikuti pelajaran yang dia ajarkan. selain itu pemilihan
metode yang menarik juga dapat membuat Susana kelas menjadi menarik ,sehingga
proses pembelajaran tidak hanya bersumber paa guru saja, melainkan melibatkan
siswa yang ada di dalam kelas.
Oleh sebab itu perlu dilakukan
untuk meningkat pemahaman belajar matematika siswa ,dan membuat proses
pembelajarsn menjadi efektif mengingat urgensi dan makna penguasaan matematika
bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu perlu digunakan sebuah metode yang
dapat menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran dan guru hanya bertindak
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut. Salah satunya dengan
menerapkan model pembelajaran Inside Outside Cirle
Model pembelajaran yang
digunakan oleh guru sangat bermanfaat terhadap kemampuan pemahaman matematika
siswa. Untuk menciptakan proses belajar menggajar yang bisa menimbulkan
komunikasi dua arah , serta dapat menciptakan tujuan pembelajaran matematika
yang sesuai dengan waktu yang tersedia maka diarahkan dalam bentuk pembelajaran
matematika yang tidak berpusat pada guru tetapi berpusat pada guru tetapi
berpusat pada siswa.
BAB II
TEORITIS
1. Model Pembelajaran Inside
Outside Cirle
Inside-Outside-Circle adalah model pembelajaran dengan sistem
lingkaran kecil dan lingkaran besar .
(Spencer
Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan
dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sintaksnya
adalah: Separu dari sjumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap
keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam,
siswa yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di
lingkran luar berputar kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) di
depannya, dan seterusnya Siswa
saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda
dengan singkat dan teratur”
2. Langkah-langkah
Langkah – langkah kegiatan
belajar ini adalah :
1. Separuh kelas berdiri membentuk
lingkaran kecil dan menghadap keluar
2. Separuh
kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
3.
Dua siswa
yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
4.
Kemudian
siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di
lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
5.
Sekarang
giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi.
3.
Kelebihan
Dan Kekurangan Metode Pembelajaran Inside Ouside Cirle
kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran inside outside cirle
adalah :
1. Siswa akan mudah Mendapatkan
informasi yang berbeda -beda pada saat yang bersamaan
2.
Membutuhkan
ruangan kelas yang besar
3.
Terlalu
lama sehingga tidak konsentrasi
4.
Disalah
gunakan untuk bergurau dan rumit untuk dilakukan.
Model pembelajaran
merupakan strategi yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa , sikap belajar dikalangan siswa, mampu berpikir kritis, memiliki
keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang lebih optimal.
4.
Pengertian pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang
mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan
cara memahami Menurut (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, (2008 :
607-608) Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya
1.
Pengertian
Pengetahuan Yang Banyak,
2.
Pendapat,
Pikiran
3.
Aliran Pandangan
4.
Mengerti
Benar
5.
Pandai Dan
Mengerti Benar.
Menurut (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga
dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara
mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak. Menurut Poesprodjo
(1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan
pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami
kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam erlebnis (sumber
pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman
yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam,
menemukan dirinya dalam orang lain.
Menurut (Bloom Benyamin, 1975:
89).Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari taksonmi Bloom,
yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan
instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu
bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam
aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari
yang rendah sampai yang tertinggi.Hasil belajar pemahaman merupakan tipe
belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan
(Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan bahwa
pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu :
1.
tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam
arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip,
2.
tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian
terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian
grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan
3.
tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.
Memiliki
pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang
tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan
kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan membuat
kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.Sejalan dengan
pendapat diatas,
(Suke
Silversius, 1991: 43-44) menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu :
1. menerjemahkan
pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (arti dari bahasa yang
satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi
suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.
Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata –kata kedalam gambar grafik dapat
dimasukkan dalam kategori menerjemahkan,
2. menginterprestasi (interpretation),
kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal
dan memahami ide utama suatu komunikasi,
3. mengektrapolasi(Extrapolation),
agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia
menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.
5. Indikator pemahaman
Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension)
siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana
diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman
dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain :
1. tingkat
terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang
sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip,
2. tingkat
kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan
yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang
pokok dengan yang bukan pokok, dan
3. tingkat
ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi.
Menurut Sanjaya (2009) mengemukakan
“Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan sejumlah materi
pelajaran, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah
dimengerti, memberikan interprestasi data dan mampu mengaplikasi konsep yang
sesuai dengan struktur kognitif yang dimilikinya.
1. menyatakan ulang sebuah konsep
2. mengklasifikasikan objek menurut tertentu
sesuai dengan konsepnya
3. memberikan contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep
4. menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi
5. mengembangkan syarat perlu atau syarat
cukup dari suatu konsep
6. menggunakan dan memanfaatkan serta memilih
prosedur atau operasi tertentu
7. mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam
pemecahan masalah.
6. Kemampuan Pemahaman Matematika
Kemampuan pemahaman matematis
adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian
bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan,
namun lebih dari itu dengan pemahaman siswa dapat lebih mengerti akan konsep
materi pelajaran itu sendiri. Pemahaman matematis juga merupakan salah satu
tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan
pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan.
Pemahaman
merupakan terjemahan dari istilah
understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi yang
dipelajari.
1.
objek itu sendiri
2.
relasinya dengan objek lain yang sejenis
3.
relasinya dengan objek lain yang tidak sejenis
4.
relasi-dual dengan objek lainnya yang sejenis
5.
relasi dengan objek dalam teori lainnya.
Ada tiga macam pemahaman matematik, yaitu : pengubahan (translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan ekstrapolasi (ekstrapolation). Pemahaman translasi
digunakan untuk menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan
menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi.
Interpolasi digunakan untuk menafsirkan maksud dari bacaan,
tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu
informasi dari sebuah ide. Sedangkan ekstrapolasi mencakup estimasi dan
prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu
informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai
dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau menerapkan suatu
bahan yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori atau
petunjuk teknis.
Bloom
mengklasifikasikan pemahaman (Comprehension) ke dalam jenjang kognitif
kedua yang menggambarkan suatu pengertian, sehingga siswa diharapkan mampu
memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan beberapa kaidah yang
relevan. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan mengetahui bagaimana
berkomunikasi dan menggunakan idenya untuk berkomunikasi. Dalam pemahaman tidak
hanya sekedar memahami sebuah informasi tetapi termasuk juga ke-objektifan,
sikap dan makna yang terkandung dari sebuah informasi. Dengan kata lain seorang
siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk
lain yang lebih berarti.
Pemahaman instrumental diartikan sebagai
pemahaman konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan
sederhana. Dalam hal ini seseorang hanya memahami urutan pengerjaan atau
algoritma. Sedangkan pemahaman relasional termuat skema atau struktur yang
dapat digunakan pada penjelasan masalah yang lebih luas dan sifat pemakaiannya
lebih bermakna.Sedangkan pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep
matematika
Pemahaman matematis penting
untuk belajar matematika secara bermakna, tentunya para guru mengharapkan
pemahaman yang dicapai siswa tidak terbatas pada pemahaman yang bersifat dapat
menghubungkan. Menurut Ausubel bahwa belajar bermakna bila informasi yang akan
dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa
sehingga siswa dapat mengkaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif
yang dimiliki. Artinya siswa dapat mengkaitkan antara pengetahuan yang dipunyai
dengan keadaan lain sehingga belajar dengan memahami.
7.
Pengertian
Matematika
Matematika adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan konjektur baru, dan membangun kebenaran
melalui metode deduksi yang kaku dari aksioma-aksioma dan definisi-definisi yang bersesuaian.
Terdapat perselisihan tentang apakah
objek-objek matematika seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah
buatan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika
sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting
Albert Einstein menyatakan bahwa sejauh
hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan
sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan. Melalui penggunaan penalaran logika dan abstraksi, matematika berkembang dari pencacahan, perhitungan, pengukuran, dan pengkajian sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda-benda fisika. Matematika
praktis telah menjadi kegiatan manusia sejak adanya rekaman
tertulis. Argumentasi kaku pertama muncul di dalam Matematika Yunani, terutama di dalam karya Euklides, Elemen.
Kini, matematika digunakan di
seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan, cabang matematika yang melingkupi
penerapan pengetahuan matematika ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat
penggunaan temuan-temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada
pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru, seperti statistika dan teori permainan.
Matematika Menurut Riedesel: Matematika adalah kumpulan kebenaran dan
aturan, matematika bukanlah sekedar berhitung. Matematika merupakan sebuah
bahasa, kegiatan pembangkitan masalah dan pemecahan masalah, kegiatan menemukan
dan mempelajari pola serta hubungan.
Menurut Prof. Dr. Andi Hakim
Nasution: matematika adalah ilmu
struktur, urutan (order), dan hubungan yang meliputi dasar-dasar perhitungan,
pengukuran, dan penggambaran bentuk objek. Menurut Susilo: Matematika bukanlah bukanlah sekedar
kumpulan angka, simbol, dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata.
Justru sebaliknya, matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata.
Menurut YansenMarpaung: Matematika adalah ilmu yang dalam
perkembangannya penggunaanya menganut metode deduksi. Menurut Suwarsono: Matematika adalah ilmu yang
memiliki sifat khas yaitu objek bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang
yang tidak banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir
yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat.
B .Kerangka Konseptual
Dalam kegiatan belajar
menggajar yang menjadi pusat kegaiatan dan pusat perhatian anak didik ,
belajar dikatakan sebagai perubahan tingkah laku, hal tersebut bukan disebabkan
oleh proses pertumbuhan atau kematangan organisme yang sifatnya sementara.
Namun yang dimaksud tingkah laku perubahan itu. Dengan demikian belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan
keterampilan atau pribadi orang yang belajar disebabkan oleh latihan atau
pengalaman dalam proses belajar menggajar terjadi proses komunikasi yang
terjadi antara guru dan siswa . proses ini berhasil apabila penerima atau
siswa mampu menaggapi dengan berupa pertanyaan atau perbaut baik secara mental
maupun fisik,agar proses ini tersalur dengan baik dan tidak
menimbulkan kesalahan maka digunakan alat yang dapat membantu proses
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran inside outside cirle
yang bertujuan meningkatkan motivasi belajar peserta didik .
Dengan metode inside outside
cirle diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
dibenak mereka, melahirkan kemampuan menyerap nformasi dari sumber yang di
terima. Melalui metode inside outside cirle di harapkan juga
pembelajaran matematika dapat lebih menarik dan menyenangkan yang melibatkan
siswa secara aktif baik fisik maupun mental dalam belajar. Siswa dilatih untuk
berkomunikasi lansung dengan temanya, karena metode inside ouside cirle
adalah suatu proses belajar menggajar yang mengaktifkanpembelajaran untuk membangun
pengetahuan dan keterampilan serta nilai –nilai juga sikap melalui pengalamn
secara lansung.
Pengaruh
inside outside cirle menumbuhkan motivasi belajar siswa tehadap
matematika sehingga membuat Susana belajar matematika terasa asyik dan menyenangkan
sehingga siswa mampu pemahami materi yang disampaikan oleh Guru dengan baik.
Materi Peluang
Post a Comment for "METODE PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRLE BERPENGARUH TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA"