MAKALAH KEBIDANAN TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarOBelakang
Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan
dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsiO(Gunawan,1998)
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan0(ferundity).
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan .Sebenarnya ada cara yang baik dalam pemilihan alat kontrasepsi bagi ibu. Sebelumnya ibu mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamananOmedis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan0(ferundity).
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah satu alat yaitu mengenai KB susuk. Susuk merupakan alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan implan ?
2.
Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Implan
3.
Apa saja keuntungan dan kekurangan dari implan ?
4.
Bagaimana cara kerja dari implan ?
5.
Apa saja efek samping dari implan ?
6.
Bagaiman cara pemasangan dan pelepasan implan
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui definisi dari implan
2.
Untuk mengetahui jenis-jenis implan
3.
Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikas
implan
4.
Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan
implan
5.
Untuk mengetahui efektifitas implan
6.
Untuk mengetahui efek samping penggunaan implan
7.
Untuk mengetahui Cara Pemasangan KB susuk
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan
tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter Anda.
Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga
mencegah kehamilan. Keuntungan memakai
kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk
masa pakai 2-5 tahun. Dan bilamana Anda berenca hamil, cukup melepas implant
ini kembali, efek samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak
teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan
oleh pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang
terlatih (dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut
implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap
proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan
menggunakan upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).
B.
Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme
Kerjanya
1.
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut
berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun
2.
Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan
panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg
3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
3. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg
Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun
Adapun Mekanisme Kerjanya adalah :
1.
Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan
penetrasi sperma
2.
Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium
sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote
3.
Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi
terjadinya ovulasi.
4.
Mengurangi transportasi sperma.
C. Indikasi dan Kontra Indikasi
Indikasi
1.
Pemakaian KB yang jangka waktu lama
2.
Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak
antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
3. Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Kontra Indikasi
1.
Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa
sebab.
2.
Wanita dalam usia reproduksi
3.
Telah atau belum memiliki anak
4.
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun
untuk Jadena)
5.
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6.
Pasca persalinan dan tidak menyusui
7.
Pasca keguguran
8.
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak
kontrasepsi mantap
9.
Riwayat kehamilan ektopik
10. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
amenia bulan sabit (sickle cell)
11. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung
estrogen
12. Sering lupa menggunakan pil
13. Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
14. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
15. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
16. Miom uterus dan kanker payudara.
17. Gangguan toleransi glukosa.
D. Kelebihan dan Kekurangan
1.
Kelebihan
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain :
a.
Implant merupakan cara KB yang sangat efektif
dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna
b.
Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan,
akseptor tidak perlu melakukan atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan
pil
c.
Sekali pasang, akseptor akan mendapatkan
perlindungan selama 5 tahun
d.
Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang
dimasukkan ke dalam vagina dan tidak mengganggu kebahagiaan dalam hubungan
seksual
e.
Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila
seorang akseptor menginkan anak lagi, kesuburannya dapat langsung kembali
setelah norplant diangkat
f.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu
yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan
sterilisasi (GUNAWAN, 1999).
Keuntungan dari metode ini adalah:
1.
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat
setelah pencabutan
2.
Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3.
Bebas dari pengaruh estrogen
4.
Tidak mengganggu ASI
5.
Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada
keluhan
6.
Perdarahan lebih ringan
7.
Tidak menaikkan tekanan darah
8.
Mengurangi nyeri haid
9.
Mengurangi/ memperbaiki anemia
10. Melindungi terjadinya kanker endometrium
11. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12. Melindungi
diri dari beberapa penyakit radang panggul
Kekurangan pada alat
kontrasepsi implant adalah
1.
Timbul beberapa keluhan nyeri kepala,
peningkatan/ penurunan berat badan, nyeri payudara, perasaan mual, pusing
kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
2.
Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk
insersi dan pencabutan
3.
Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi
menular seksual, termasuk HIV/AIDS
4.
Efektifitasnya menurun jika menggunakan
obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi.
5.
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih
tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun)
E. Efek Samping
1.
Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan
pola haid, yang terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6 bulan
pertama dari pemakaian.
2.
Yang paling sering terjadi:
§
Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus
haid
§
Perdarahan bercak (spotting)
§
Berkurangnya panjang siklus haid
§
Amenore, meskipun jarang terjadi dibandingkan
perdarahan lama atau perdarahan bercak.
3.
Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak
mempunyai efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan
lebih sering daripada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak berubah.
4.
Pada sebagian akseptor, perdarahan ireguler akan
berkurang dengan berjalannya waktu.
5.
Perdarahan hebat jarang terjadi (Cahyani, 2009).
6.
Perubahan dalam periode menstruasi merupakan
keadaan yang paling sering ditemui. Kadang-kadang ada akseptor yang mengalami
kenaikan berat badan
F.
Pemasangan Implant
1.
Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
Ruangan klinik pasien rawat jalan maupun ruang operasi cocok untuk pemasangan maupun pencabutan implan.Bila mungkin,ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan (ramai) di klinik maupun di rumah sakit,serta harus:
·
Mamiliki pencahayaan yang cukup
·
Berlantai keramik atau semen sehingga mudah di
bersihkan
·
Terbebas dari debu dan serangga
·
Memiliki ventilasi udara yang baik
·
Selain itu juga perlu ada fasilitas untuk
mencuci tangan termasuk air bersih dan mengalir (air kran dan lain-lain).
2.
Pencegahan Infeksi
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
Untuk meminimalisasi resiko infeksi pada klien setelah pemasangan maupun pencabutan implan, petugas klinik harus berupaya untuk menjaga lingkungan dari bebas infeksi. Untuk itu petugas perlu melakukan hal-hal sbb:
a. Meminta klien untuk membersihkan dengan sabun seluruh lengan yang
akan dipasang implan dan membilasnya hingga tidak ada sabun yang tertinggal
(sisa sabun dapat mengurangi efektifitas beberapa anti septik). Langkah ini
sangat penting khususnya bila kebersihan klien
b.Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir. Untuk pemasangan dan pencabutan batang, cuci tangan dengan sabun
selama 5-10 detik kemudian bila dengan air bersih yang mengalir sudah cukup
c. Pakai kedua sarung tangan yang telah disterilisasi atau diDTT.
(Gunakan sepasang sarung tangan yang berbeda untuk tindakan guna menghindari
kontaminasi silang
d. Siapkan daerah pemasangan dan pencabutan dengan kapas yang telah
diberi anti septik: gunakan forsep untuk mengusap kapas tersebut pada daerah
pemasangan/pencabutan implan.
1.
Setelah selesai pemasangan maupun pencabutan
batang implan,dan sebelum malepas sarung tangan, dekontaminasi instrumen dengan
larutan clorin 0,5%. Sebelum membuang atau merendam jarum dan alat suntik,isi
dahulu dengan larutan clorin. Setelah pemasangan, pisahkan plunger dari trokar.
Darah kering akan menyulitkan waktu memisahkan plunger dari trokar. Rendam
selama 10 menit;kemudian bilas segera dengan air bersih.
2.
Kain operasi (drape) harus dicuci sebelum
digunakan kembali. Setelah dipakai, taruh pada wadah kering dan bertutup
3.
Dengan tetap memakai sarung tangan, buang
bahan-bahan terkontaminsi (kassa,kapas,dll) kedalam wadah tertutuprapat atau
kantong plastik yang tidak bocor. Jarum dan alat suntik sekali pakai
(disposable) harus dibuang kedalam wadah yang tahan tusuk.
4.
Masukkan kedua tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan clorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dari dalam ke luar.
3. Persiapan
a.
Persiapan Klien
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
Walaupun kulit dan instrumennya sulit untuk disterilisasi, pencucian dan pemberian antiseptik pada daerah operasi tempat implan akan dipasang akan mengurangi jumlah mikroorganisme di daerah kulit klien.kedua tindakan ini pada kenyataannya sangat bermanfaat dalam mengurangi resiko terjadinya infeksi pada insersi atau pencabutan implan Norplant
b.
.Peralatan dan Instrumen untuk Insersi
1.
Meja periksa untuk berbaling klien
2.
Alat penyangga lengan (tambahan)
3.
Batang implan dalam kantong
4.
kain penutup steril(disinfeksi tingkat tinggi)
serta mangkok untuk tempat meletakkan implan Norplant.
5.
Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan yang
sudah steril (atau didisinfeksi tingkat tinggi)
6.
Sabun untuk mencuci tangan
7.
Larutan anti septik untuk disinfeksi
kulit(mis,betadin atau sejenis gol povidon iodin lainnya), lengkap dengan
cawan/mangkok anti karat.
8.
Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa
epinefrin)
9.
Semprit(5-10ml), dan jarum suntik (22G) ukuran
2,5 sampai 4 cm (1-1 1/2inch)
10.
Trokar 10 dan madrin
11.
Skalpel 11 atau 15
12.
Kassa pembalut, band aid, atau plester
13.
Kassa steril dan pembalut
14.
Epinefrin untuk renjatan anafilaktik (harus
tersedia untuk kaperluan darurat)
15.
Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan)
16.
Bak/tempat instrumen (tertutup)
c.
Kunci Keberhasilan Pemasangan
1.
Untuk tempat pemasangan kapsul,pilihlah lengan
klien yang jarang digunakan
2.
Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan
3.
Pastikan kapsul-kapsul tersebut ditempatkan
sedikitnya 8 cm diatas lipat siku, didaerah media lengan
4.
Insisi untuk pemasangan harus kecil,hanya sekedar
menembus kulit. Gunakan kalpel atau trokar tajam untuk membuat insisi.
5.
Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut
yang kecil, superfisisl tepat dibawah kulit. Waktu memasang trokar jangan
dipaksakan
6.
Ttrokar harus dapat mengangkat kulit setiap saat,untuk
memastikan memastikan pemasangan tepat dibawah kulit
7.
Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar
sebelum kapsul berikutnya dipasang (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya,pegang kapsul yangsudah terpasang tersebut dengan jari tengah dan masuk
trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut)
8.
Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung
kapsul menonjol keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut
dengan hati-hati dan dipasang kembali dalam posisi yang tepat
9.
Jangan dicabut ujung trokar dari tempat insisi
sebelum semua kapsul dipasang dan periksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk
memastikan bahwa keenam kapsul dipasang dalam posisi benar dan pada bidang yang
sama dibawah kulit.
10. Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 75 derajat
d.
Persiapan Pemasangan
Langkah 1
Persilahkan
klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air yang mengalir serta
membilasnya. Pastikan tidak terdapat sisa sabun (sisa sabun menurunkan
efektivitas antisetik tertentu). Langkah ini sangat penting bila klien kurang
menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah penularan
penyakit.
Langkah 2
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Tutup tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping bila ada) dengan kain bersih.
Langkah 3
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang digunakan (misalnya : lengan kiri) diletakkan pada lengan penyangga atau meja di samping. Lengan harus disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai klinis untuk memudahkan pemasangan.
Langkah 4
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Tentukan tempat pemasangan yang optimal 8 cm di atas lipatan siku.
Langkah 5
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat di dalamnya.
Langkah 6
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
Buka dengan hati-hati kemasan steril implan dengan menarik kedua lapisan pembungkusnya dan jatuhkan seluruh kapsul dalam mangkuk steril.Bila tidak ada mangkuk steril, kapsul dapat diletakkan dalam mangkuk yang didisinfeksi tingkat tinggi (DDT) atau pada baki tempat alat-alat. Pilihan lain adalah dengan membuka sebagian kemasan dan mengambil kapsul satu demi satu dengan klem steril atau DDT saat melakukan pemasangan. Jangan menyentuh bagian dalam kemasan atau isinya kecuali dengan alat yang steril atau DDT.
e.
Tindakan Sebelum Pemasanagan
Langkah 1
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, keringkan dengan kain bersih.
Langkah 2
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Pakai sarung tangan steril atau DDT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna mencegah kontaminasi silang).
Langkah 3
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai. Hitung kapsul untuk memstikan jumlahnya.
Langkah 4
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Persiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik. Gunakan klem steril atau DTT untuk memegang kasa berantiseptik. (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati jangan sampai mengkontaminsai sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai tindakan. Hapus antiseptik yanga berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
Langkah 5
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Bila ada guanakan kain penutup (doek) yang mempunyai lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk memaparkan tempat yang akan dipasang kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah tempat pemasangan dengan kain steril.
Langkah 6
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3 ml obat anestesi . Dosis ini sudah cukup untuk menghilangkan rasa sakit selama memasang kapsul implan.
Langkah 7
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
Masukkan jarum di bawah kulit pada tempat insisi, kemudian lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah. Suntikkan sedikit obat anestesi untuk membuat gelembung kecil di bawah kulit. Kemudian tanpa memindahkan jarum, masukkan ke bawah kulit sekitar 4 cm. Hal ini akan membuat kulit terangkat dari jaringan lunak di bawahnya. Kemudian tarik jarum pelan-pelan sehingga membentuk jalur sambil menyuntikkan obat anestesi sebanyak 1 ml di antara tempat untuk memasang kapsul.
f. Pemasanagan Kapsul
Sebelum membuat
insisi, sentuh tempat insisi dengan jarum atau skalpel untuk memastikan obat
anestesi telah bekerja.
Langkah 1
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Pegang skalpel dengan sudut 45◦, buat insisi dangkal hanya untuk sekedar menembus kulit. Jangan membuat insisi yang panjang atau dalam.
Langkah 2
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
Ingat kegunaan ke-2 tanda pada trokar. Trokar harus dipegang dengan ujung yang tajam menghadap ke atas. Ada 2 tanda pada trokar,
- dekat pangkal menunjukkan batas trokar dimasukkan ke bawah kulit sebelum memasukkan setiap kapsul.
- dekat ujung menunjukkan batas trokar yang harus tetap di bawah kulit setelah memasang setiap kapsul.
Langkah 3
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Dengan ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong di dalamnya masukkan ujung trokar melalui luka insisi dengan sudut kecil. Mulai dari kiri atau kanan pada pola seperti kipas, gerakkan trokar ke depan dan berhenti saat ujung tajam seluruhnya berada di bawah kulit. Memasukkan trokar jangan dengan paksaan. Jika terdapat tahanan coba dari sudut lainnya.
Langkah 4
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Untuk meletakkan kapsul tepat di bawah kulit angkat trokar ke atas sehingga kulit terangkat. Masukkan trokar perlahan-lahan dan hati-hati ke arah tanda (1) dekat pangkal. Trokar harus cukup dangkal sehingga dapat diraba dari luar dengan jari. Trokar harus selalu terlihat mengangkat kulit selama pemasangan. Masuknya trokar akan lancar bila berada di bidang yang tepat di bawah kulit.
Langkah 5
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Saat trokar masuk sampai tanda (1) cabut pendorong dari trokar.
Langkah 6
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Masukkan kapsul pertama ke dalam trokar. Gunakan ibu jari dan telunjuk atau pinset atau klem untuk mengambil kapsul dan memasukkan ke dalam trokar. Bila kapsul diambil dengan tangan pastikan sarung tangan tersebut bebas dari bedak atau pertikel lain.
Langkah 7
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Gunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokar sampai terasa ada tahanan, tapi jangan mendorong dengan paksa.
Langkah 8
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Pegang pendorong dengan erat di tempatnya dengan satu tangna untuk menstabilkan. Terik tabung trokar dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi dan pangkalnya menyentuh pegangan pendorong. Hal yang penting pada langkah ini adalah menjaga pendorong tetap di tempatnya dan tidak mendorong kapsul ke jaringan.
Langkah 9
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Saat pangkal menyentuh pegangan pendorong tanda (2) harus terlihat di tepi luka insisi dan kapsul saat itu keluar dari trokar tepat berada di bawah kulit. Raba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah keluar seluruhnya dari trokar. Hal yang penting adalah kapsul bebas dari trokar untuk menghindari terpotongnya kapsul saat trokar digerakkan untuk memasang kapsul berikutnya.
Langkah 10
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, putar ujung dari trokar ke arah laterla kanan dan kembalikkan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul pertama bebas. Selanjutnya geser trokar sekitar 15-25 derajat. Untuk melakukan itu mula-mula fiksasi kapsul pertama dengan jari telunjuk dan masukkan kembali trokar pelan-pelan sepanjang sisi jari telunjuk tersebut sampai tanda (1). Hal ini akan memastikan jarak yang tepat antara kapsul dan mencegah trokar menusuk kapsul yang dipasang sebelumnya. Bila tanda (1) sudah tercapai masukkan kapsul berikutnya ke dalam trokar dan lakukan seperti sebelumnya.
Langkah 11
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Pada pemasangan kapsul berikutnya, untuk mengurangi resiko infeksi atau ekspulsi pastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5 mm dari tepi luka insisi.
Langkah 12
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Sebelum mencabut trokar, raba kapsul untuk memastikan kapsul semuanya telah terpasang.
Langkah 13
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada tepi luka insisi. Bila sebuah kapsul keluar atau terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang kembali di tempat yang tepat.
Langkah 14
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah diperiksa, keluarkan trokar pelan-pelan. Tekan tempat insisi dengan jari menggunakan kasa selama 1 menit
g.Tindakan Setelah Pemasangan Kapsul
§
Menutup luka insisi
- Temukan tepi kedua insisi dan gunakan band aid atau plester dengan kassa steril untuk menutup luka insisi. Luka insisi tidfak perlu dijahit karena dapat menimbulkan jaringan parut
- Periksa adanya perdarahan. Tutup daerah pemasangan dengan pembalut untuk hemostasis dan mengurangi memar (perdarahan subkutan)
·
Perawatan klien
1.
Buat catatan pada rekam medik pemasangan kapsul
dan kejadiian tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2.
Amati klien kurang lebih 15-20 menit untuk
kemungkinan perdarahan dari luka insisi atau efek lain sebelum memulangkan
klien. Beri petunjuk untuk perawatan luka insisi setelah pemaasangan, kalau
bisa diberikan secara tertulis.
G. Pencabutan Implant
Pengangkatan Norplant dilakukan atas
indikasi :
- Atas permintaan akseptor (seperti ingin hamil lagi)
- Timbulnya efeksamping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan biasa
- Sudah habis masa pakainya
- Terjadi kehamilan
Prosedur Pengangkatan
1.
Alat-alat yang diperlukan: selain dari alat-alat
yang diperlukan sewaktu pemasangan kapsul Norplant diperlukan pula satu forceps
lurus dan satu furseps bengkok.
2.
Tentukan lokasi kapsul Norplant (kapsul 1-6),
kalau perlu kapsul di dorong kearah tempat insisi akan dilakukan.
3.
Daerah insisi di disinfeksi, kemudian ditutup
dengan kain steril yang berluban
4.
Lakukan anastesi lokal
5.
Kemudian lakukan insisi selebar 5-7 mm ditempat
yang paling dekat dengan kapsul Norplant
6.
Forceps dimasukan kedalam lubang insisi dan
kapsul didorong dengan jari tangan lain kearah ujung forceps, selanjutnya
forceps dibuka lalu kapsul dijepit dengan ujung forceps.
7.
Selanjutnya kapsul yang sudah dijepit kemudian
ditarik pelan-pelan. Kalo perlu dibantu dengan mendorong kapsul dengan jari
tangan lain. Adakalanya kapsul sudah terbungkus dengan jaringan sekitarnya dalm
hal ini dilakukan insisi pada jaringan yang membungkus kapsul tersebut pelan-pelan
sampai kapsul menjadi bebas sehingga mudah menariknya keluar
8.
Lakukan prosedur ini beturut-turut untuk
mengeuarkan kapsul kedua sampai keenam. Jika sewaktu mengeluarkan kapsul
terjadi perdarahan maka hentikan terlebih dahulu perdarahannya
9.
Setelah semua kapsul dikeluarkan dan tidak
terjadi perdarahan tutup luka dengan kassa steril kemudian di plester
10. Pada umumnya tidak diperlukan jahitan pada kulit
11. Informasikan kepada pemakai untuk tidak membasahi luka selama 3 hari .
BAB III
TINJAUAN KASUS
AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA MEDAN
FORMAT PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IMPLANT
NO. REGISTER :
MASUK RS TANGGAL/JAM : 13 agustus 2013/ Pukul 11.00 wib
DIRAWAT DIRUANG :
Biodata Ibu Ayah
Nama :Ny. Y Tn.
I
Umur :32 tahun 35 tahun
Agama :islam Islam
Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Jawa
/Indonesia
Pendidikan :SMA SMA
Pekerjaan :IRT Wiraswasta
Alamat :Jl. Deli tua Jl.
Deli tua
No. Telepon/HP :
I.
DATA SUBJEKTIF
|
1.
Kunjungan
saat ini : Kunjungan Pertama Kunjungan Ulang
Keluhan Utama
Ingin menjadi akseptor KB Implant
2.
Riwayat Perkawinan
Kawin
1 kali. Kawin pertama umur 23 Tahun. Dengan suami
sekarang 9 tahun
3.
Riwayat Menstruasi
Menarche umur 12 tahun. Siklus 28 hari.Teratur.
Lama 7 Hari. Sifat darah : encer. Bau Fluor albus : ya/tidak
Dismenorroe : ya/tidak.
Banyaknya 3 x ganti doek .
HPM 11 Agustus2013
4.
Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang
lalu
P 2 Ab 0 Ah 2
Hamil
ke
|
Penulisan
|
Nifas
|
||||||||
Tgl
Lahir
|
Umur
Kehamilan
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
Jenis
Kelamin
|
BB
Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
||
Ibu
|
Bayi
|
|||||||||
1
|
21-10-2008
|
Aterm
|
Normal
|
Bidan
|
Tdk ada
|
Tdk ada
|
♂
|
2900 gr
|
Ada
|
Tdk ada
|
2
|
05-11-2012
|
Aterm
|
Normal
|
Bidan
|
Tdk ada
|
Tdk ada
|
♀
|
3000 gr
|
Ada
|
Tidak ada
|
5.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis
kontrasepsi
|
Mulai
Memakai
|
Berhenti/Ganti
Cara
|
||||||
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tanggal
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
||
1.
|
suntik
|
02-01-2009
|
Ibu
|
Klinik
|
Tdk ada
|
10-01-12
|
Bidan
|
Klinik
|
Ingin punya anak
|
6.
Riwayat kesehatan
a.
Penyakit sistematik yang pernah/sedang diderita
Tidak
b.
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga
Tidak
c.
Riwayat penyakit ginekologi
Tidak
7.
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a.
Pola nutrisi Makan Minum
Frekuensi 3x sehari 6-7x
sehari
Macam nasi, lauk, sayur air
putih
Jumlah 1 porsi 1
gelas
Keluhan Tidak ada Tidak
ada
b.
Pola Eliminasi BAB
BAK
Frekuensi 1x sehari 6-7x
sehari
Warna kuning jernih
Bau khas khas
Konsistensi padat padat
Jumlah normal normal
c.
Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : ibu rumah tangga
Istirahat/tidur : siang :1-2 jam, malam 8 jam
d.
Seksualitas : Frekuensi 2x
seminggu
Keluhan tidak ada
e.
Personal Hygiene
Kebiasaan mandi 3 kali/hari
Kebiasaan membersihkan alat kelamin setiap habis mandi
Kebiasaan mengganti pakaian dalam setiap habis BAK, dan BAB
Jenis pakaian dalam yang digunakan katun
8.
Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a.
Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi
Ibu mengetahui beberapa jenis alat kontrasepsi antara lain: implant,
IUD, suntik dan pil
b.
Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang
dipakai ibu sekarang
Ibu mengetahui tentang alat kontrasepsi yang akan di pakai ibu
sekarang
c.
Dukungan suami/keluarga
Suami mendukung ibu untuk menggunakan KB IMPLANT
II.
DATA OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum baik Kesadaran composmentis
Tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 77 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
BB : 55 kg
b.
Kepala
Hiperpigmentasi : tidak ada
Mata : sclera tidak ikterus
Mulut : bersih
c.
Leher : tidak ada pembengkakan
kelenjar tyroid dan tidak ada pmbengkakan kelenjar limfe
d.
Payudara
Bentuk : semetris
Putting susu : menonjol
Massa/tumor : tidak ada
e.
Abdomen
Bentuk : tidak ada pembesaran
Bekas luka : tidak ada
Massa/tumor : tidak ada
f.
Ekstremitas :
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Refleks patella : kanan (+) kiri (+)
g.
Genetalia luar
Tanda chadwich : tidak ada
Varices : tidaka ada
Bekas luka : tidak ada
Kelenjar bartholini : tidak ada pembengkakan
Pengeluaran : tidak ada
h.
Anus
Haemoroid : tidak hemoroid
2.
Pemeriksaan Dalam/Ginekologi
Tidak dilakukan
3.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
III.
ASSESSMENT
1.
Diagnosa
: PUS Dengan Akseprtor Kontrasepsi Implant
2.
Masalah
: tidak ada
3.
Kebutuhan : tidak
ada
Data
dasar :
DS : Ibu mengatakan ingin mengganti metode kontrasepsi
dari pil ke implant
DO : - Tidak ada
pembesaran kelenjar limfe/tyroid
- Tidak ada benjolan pada payudara
- Tidak ada massa/nyeri tekan pada
abdomen
4.
Diagnosa potensial
Tidak ada
5.
Masalah potensial
Tidak ada
6.
Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi
Klien
a.
Mandiri
Melakukan pemasangan alat kontrasepsi Implan pada ibu
b.
Kolaborasi
Tidak ada
c.
Merujuk
Tidak dilakukan
IV.
PLANNING (Termasuk Pendokumentasian
Implentasi dan Evaluasi)
Tanggal : 13 Agustus 2013
Jam: 11.15 WIB
1.
Memberitahu bahwa keadaan klien baik
a.
Keadaan Umum :
baik
~ Kesadaran : composmentis
b.
BB saat
ini
:
51kg
~ BB bulan lalu: 51kg
c.
Tanda-tanda vital :
TD : 120/80mmHg
Suhu: 36,4oC
RR :
24X/menit
Nadi : 80X/menit
d.
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe/tyroid
e.
Tidak ada benjolan pada payudara
f.
Tidak ada massa/nyeri tekan pada abdomen
Ibu sudah
mengerti tentang keadaannya baik dan sehat
2.
Memberikan inform consent pada ibu dan ibu
menyetujui dilakukan pemasangan implan.
3.
Menjelaskan tentang efek samping KB implant seperti amenorhoe, penambahan berat badan
4.
Melakukan pemasangan implant
a.
Mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan dengan sabun dan air
mengalir serta membilasnya
b.
Menutup tempat tidur klien dengan kain bersih
c.
Mempersilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebeh jarang
digunakan diletakkan pada lengan penyangga/meja samping
d.
Menyiapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat didalamnya
e.
Membuka dengan hati-hati kemasan steril implant dengan menarik kedua
lapisan pembungkusannya dan jatuhkan seluruh kapusul dalam mangkok steril
f.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir keringkan dengan
kain bersih
g.
Memakai sarung tangan DTT/steril
h.
Mengatur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai
i.
Mempersiapkan tempat insisi dengan larutan antiseptik
j.
Setelah memastikan tidak alergi terhadap obat anastesi, mengisi
alat suntik dengan 3ml obat anastesi
k.
Memasukkan obat anastesi di bawah kulit pada tempat insisi,
jangan lupa lakukan aspirasi
l.
Memegang skapel dengan sudut 450, buat insisi dangkal
m. Dengan
ujung yang tajam menghadap ke atas dan pendorong didalamnya memasukkan ujung
trokart melalui luka insisi dengan sudut kecil
n.
Memasukkan trokar hati-hati dan perlahan-lahan ke arah tanda
dekat pangkal
o.
Mencabut pendorong dari trokart
p.
Memasukkan kapsul pertama ke dalam trokart dan dorong kapsul
sampai seluruhnya masuk kedalam trokatr kemudian masukkan lagi pendorongnya
q.
Mengunakan pendorong untuk mendorong kapsul ke arah ujung trokart
sampai terasa ada tahanan
r.
Menarik tabung trokart dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk
ke arah luka insisi sampai tanda (2) muncul di tepi luka insisi
s.
Meraba ujung kapsul dengan jari untuk memastikan kapsul sudah
keluar seluruhnya dari trokart
t.
Tanpa mengeluarkan seluruh trokar, memutar ujung trokart ke arah
lateral kanan dan kembalikan lagi ke posisi semula untuk memastikan kapsul
pertama bebas
u.
Menggeser trokart sekitar 150-250 dan
memasukkan trokart kebawah kulit untuk memasukkan kapsul selanjutnya
v.
Memastikan bahwa ujung kapsul yang terdekat kurang lebih 5mm dari
tepi luka insisi
w. Sebelum
mencabut trokart, meraba kapsul untuk memastikan untuk memastikan kapsul
semuanya telah terpasang
x.
Ujung dari semua kapsul harus tidak ada pada tepi luka insisi
y.
Setelah kapsul terpasang semuanya dan posisi setiap kapsul sudah
diperiksa, mengeluarkan trokart pelan-pelan. Tekan tempat insisi denga jari
menggunakan kasa selama 1menit untuk menghentika perdarahan
z.
Menutup luka insisi
Implant telah
selesai dipasang
5.
Membersihkan semua peralatan yang telah
digunakan
Alat telah
dibersihkan dan di sterilkan
6.
Memberikan konseling pada ibu seperti
·
Selalu menjaga kebersihan pada daerah yang
dipasangkan implant
·
Menjaga agar pada daerah yang dipasang implant
tetap kering
·
Memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan
seksual selama satu minggu atau bila melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kondom
7.
Menganjurkan klien untuk kembali pada hari
ketiga setelah pemasangan atau bila ada keluhan seperti bengkak dan merah pada
daerah yang dipasang implant.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat kontrasepsi
susuk atau implan berisi lovonorgestrel, terdiri dari 6 kapsul yang
diinsersikan di bawah kulit lengan atas bagian dalam, kira-kira 6-10 cm dari
lipat siku. Indikasi penggunaan KB susuk adalah pemakaian KB yang jangka waktu
lama, masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak
terlalu dekat.tidak dapat memakai jenis KB yang lain. Banyak alasan dapat
dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara KB yang
baru. Alasan-alasan tersebut antara lain implant merupakan cara KB yang sangat
efektif dalam mencegah kehamilan dan dapat mengembalikan kesuburan secara
sempurna, tidak merepotkan. Setelah pemasangan, akseptor tidak perlu melakukan
atau memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil. Implant merupakan cara KB
yang ideal bagi ibu yang tidak amau mempunyai anak lagi, akan tetapi belum siap
untuk melakukan sterilisasi
B.
Saran.
1.
Untuk Pasien : Bila Anda ingin menghentikan
pemakaian implan, segera kunjungi pekerja kesehatan yang memasangnya, atau yang
terlatih. Jangan mencoba mencopot sendiri di rumah.
2.
Untuk Petugas Kesehatan : Diharapkan agar
memberikan Pelayanan kontrasepsi lebih Kompoten agar tidak terjadi
komplikasi-komplikasi yang merugikan bagi pasien.
DAFTAR
PUSTAKA
- Muhammad. 2008. Alat Kontrasepsi untuk Wanita (Contraseptive for Female).
- KB).http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/120/keluarga-berencana--kb-(
Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010).
http://eprints.undip.ac.id/17781/1/IMBARWATI.pdf (Diakses hari Jumat, tanggal 17 Desember 2010). - Kusumaningrum,
Radita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemilihan Jenis Kontrasepsi yang Digunakan
pada Pasangan Usia Subur.
Post a Comment for "MAKALAH KEBIDANAN TENTANG ALAT KONTRASEPSI IMPLANT"