PREEKLAMSIA DAN EKLAMSIA
Pengertian
- Penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
- Umumnya pada triwulan ke III, tapi bisa terjadi sebelumnya.
- Hipertensi timbul duluan dari gejala lain.
- Tekanan sistolik naik 30 mmHg dari tekanan biasanya ( > 140 mmHg) diastolik naik 15 mmHg ( > 90 mmHg)
- Penentuan tekanan minimal dua kali, dalam keadaan istirahat, dengan jarak 6 jam.
Edema
- Penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh
- Kenaikan BB, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka
- Kenaikan BB 0,5 kg per minggu dalam kehamilan, dianggap masih normal
- Kenaikan BB 1 kg per minggu, beberapa kali,waspada preeklamsia
Proteinuria
- konsentrasi protein dalam air kencing melebihi 0,3 gr per liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kwalitatif menunjukkan positip 1 atau 2
- konsentrasi protein 1 gr per liter dalam kencing yang dikeluarkan dengan kateter
- Biasanya proteinuria belakangan dari hipertensi dan edema/ kenaikan BB tanda cukup serius
- tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih dan tekanan distolik 110 mmHg atau lebih
- proteinuria 5 gr atau lebih dalam 24 jam, atau positip 3 atau 4 pada pem.kwalitatif
- Oliguria, air kencing 400 ml atau kurang dalam 24 jam
- Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di epigastrium
- Edema paru atau sianosis
Etiologi
Penyebab belum diketahui.
Frekuensi
Ø
Frekuensi untuk tiap negara berbeda, banyak faktor ( jumlah primigravida,
keadaan sosial ekonomi, perbedaan kriteria menentukan diagnosis, dll )
Ø
Dalam kepustakaan : frekuensi 3 – 10 %
Ø
Frekuensi pada primigravida muda lebih tinggi dibandingkan
dengan multigravida
Ø
Predisposisi preeklamsia : DM, mola hidatidosa, kehamilan ganda,
hidrops fetalis, umur lebih 35 tahun, obesitas
Gambaran klinik
Ø
Urutan tanda yang timbul : pertambahan BB berlebihan, edema,
hipertensi dan akhirnya proteinuria.
Ø
Preeklamsia ringan tidak ada gejala subjektif.
Ø
Preeklamsia berat : sakit kepala daerah frontal, skotoma,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri epigastrium, mual atau muntah-muntah
Gejala dan tanda preeklamsi
berat
Ø
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg
Ø
Tekanan darah diiastolik > 110 mmHg
Ø
Peningkatan kadar enzim hati atau/dan ikterus
Ø
Trombosit < 100.000 /mm3
Ø
Oliguria < 400 ml/ 24 jam
Ø
Proteinuria > 3 gr/ liter
Ø
Nyeri epigastrium
Ø
Skotoma, gangguan visus lain, nyeri frontal
Ø
Perdarahan retina
Ø
Koma
Mendiagnosa Preeklamsia
Ø
Diagnosis dini harus diutamakan agar morbiditas dan mortalitas
ibu dan anak rendah
Ø Diagnosis
dini dapat mencegah eklamsia berat mencegah prognosis buruk.
Ø
Pada umumnya ada dua dari trias tanda, hipertensi, edema,
proteinuria.
Ø
Satu tanda saja harus diwaspadai.
Ø
Proteinuria pada preeklamsia jarang sebelum trimester III.
Ø
Proteinuria pada penyakit ginjal timbul lebih dulu
Pencegahan
Ø
Pemeriksaan aantenatal yang teliti dapat menemukan tanda-tanda
dini preeklamsia ditangani dengan semestinya
Ø
Perhatikan faktor-faktor predisposisi
Ø
Perlu istirahat , tidak mesti berbaring di tempat tidur,
pekerjaan sehari-hari dikurangi.
Ø
Diet tinggi protein, rendah lemak, rendah KH, rendah garam,
penambahan BB jangan berlebihan
Ø
Segera merawat pasien preeklamsia.
Penanganan
Ø Tujuan utama,
1. mencegah
terjadinya preeklamsia berat dan eklamsia
2. melahirkan
janin hidup
3. melahirkan
janin dengan trauma sekecilnya
Ø
Pengobatan medik dan penanganan obstetrik
Ø Penanganan
obstetrik bayi lahir pada saat tepat : sebelum mati dalam
kandungan, sudah matur untuk hidup di luar uterus
Ø
Setelah persalinan berakhir jarang eklamsia.
Indikasi pengakhiran kehamilan
Ø
Preeklamsia ringan dengan kehamilan lebih dari cukup bulan
Ø
Preeklamsia dengan hipertensi dan/atau proteinuria menetap
selama 10 - 14 hari dan janin sudah cukup matur
Ø
Preeklamsia berat
Ø
Eklamsia
Penanganan Preeklamsia
Ringan
Istirahat ditempat tidur dengan berbaring pada sisi tubuh aliran darah ke plasenta meningkat aliran darah ke ginjal lebih banyak tekanan vena ekstremitas bawah turun resorbsi cairan di daerah itu bertambah mengurangi kebutuhan darah yang beredar.
Istirahat ditempat tidur dengan berbaring pada sisi tubuh aliran darah ke plasenta meningkat aliran darah ke ginjal lebih banyak tekanan vena ekstremitas bawah turun resorbsi cairan di daerah itu bertambah mengurangi kebutuhan darah yang beredar.
Ø
Biasanya
dengan istirahat tekanan darah menurun dan edema berkurang.
Ø
Fenobarbital
3 x 30 mg sehari menenangkan penderita.
Ø
Pemberian diuretika dan antihipertensi tidak dianjurkan karena
tidak menghentikan proses penyakit dan tidak memperbaiki prognosis janin.
Obat-obat itu dapat menutupi tanda dan gejala preeklamsia berat.
Ø
Beberapa
kasus preeklamsia ringan tidak membaik dengan penanganan konservatif. Tekanan
darah meningkat, edema dan proteinuris bertambah walaupun penderita istirahat
dengan pengobatan medik pengakhiran kehamilan walaupun prematur.
Penanganan Preeklamsia Berat
Ø
Pasien masuk RS dengan preeklamsia berat, segera harus diberi
sedativa kuat untuk mencegahtimbulnya kejang-kejang. Jika 12-24 jam bahaya aut
sudah bisa diatasi, perlu dipikirkan untuk pengakhiran kehamilan.
Ø
Pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang,
- larutan sulfas magnesikus 40% 10 ml (4 gr) disuntikkan IM bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dapat diulang tiap 6jam 4 gr. Obat ini menenangkan, menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis.
- klorpromazin 50 mg IM
- Diazepam 20 mg IM
- Penggunaan obat hipotensif diperlukan karena dengan menurunkan tekanan darah kemungkinan kejang dan apopleksi serebri menjadi lebih kecil.
- Kalau oliguria, sebaiknya diberikan glukosa 20% IV. Diuretika tidak diberikan secara rutin.
Penanganan Preeklamsi berat
dalam persalinan
Ø
His merupakan rangsangan kuat untuk terjadinya kejang.
Ø
Preeklamsia lebih mudah eklamsia pada waktu persalinan tekanan darah dan proteinuria perlu diperiksa berulang-ulang.
Pengertian Eklamsia
Eklamsia (Yunani) = Halilintar, Gejala Timbul Tiba-Tiba
Tanpa Didahului Gejala Lain.
Ø
Pada umumnya timbul pada wanita hamil atau nifas dengan
tanda-tanda preeklamsia.
Ø
Timbul serangan kejang yang diikuti koma
Ø
Tergantung dari timbulnya : Eklamsia gravidarum, parturientum dan
puerperale
Ø
Eklamsia
didahului pre eklamsia penting pengawasan antenatal yang teratur
dan teliti
Gejala dan tanda
Ø
Pada umumnya didahului oleh makin memburuknya preeklamsia dan
terjadi nyeri kepala di daerah frontal, gangguan penglihatan, mual hebat, nyeri
epigastrium dan hiper refleksia.
Ø Bila
gejala ini tidak segera diobati akan timbul kejangan. Pada
persalianan bahaya besar
Konvulsi eklamsia dibagi 4
tingkat,
- Tingkat awal atau aura, berlansung kira-kira 30 detik. Mata terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan atau kekiri
- Tingkat kejangan tonik, lebih kurang 30 detik. Seluruh otot menjadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam, kaki membengkok kedalam. Pernafasan berhenti, muka mulai sianotik, lidah dapat tergigit.
- Tingkat kejangan klonik, 1 – 2 menit, spasmus tonik hilang, semua otot berkontraksi dan berulang-ulang dalam waktu cepat, mulut membuka dan menutup dan lidah dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol, dari mulut keluar ludah berbusa, muka kongesti dan sianotik, menjadi tak sadar. Penderita bisa jatuh dari tempat tidur. Akhirnya kejangan terhenti, menarik nafas secara mendengkur.
- Memasuki tingkat koma, lamanya tidak selalu sama. Secara perlahan sadar lagi, tapi bisa terjadi serangan baru dan berulang, tetap dalam keadaan koma.Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat, suhu naik saampai 40 derajat Celcius. Akibat serangan bisa terjadi komplikasi : lidah tergigit, perlukaan dan fraktur, gangguan pernafasan, solutio plasenta dan perdarahan otak.
Mendiagnosa
Ø
Tidak sukar
Ø
Ada tanda dan gejala preeklamsia yang disusul dengan serangan
kejangan.
Ø Harus bisa dibedakan dengan epilepsi (tanda preeklamsia tidak ada), karena obat anestesia, koma karena sebab lain (diabetes, perdarahan otak, meningitis, ensefalitis,dll)
Komplikasi
- Solutio plasenta
- Hipofibrinogenemia
- Hemolisis
- Perdarahan otak
- Kelaianan mata
- Edema paru
- Nekrosis hati
- Sindroma HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low Platelet)
- Kelainan ginjal
- Prematuritas, dismaturitas, kematian intra uterine
Penanggulangan
- Sodium ppentothal, 0,2 -0,3 gr, IV perlahan
- Sulfas magnesicus, 8 gr dalam larutan 40% IM, selanjutnya 4 gr tiap 6 jam (reflek patella positip,pernafasan > 16 per menit,diuresis > 600 ml sehari). Selalu disediakan kalsium glukonas 1 gr dalam 10 ml, sebagai antidotum