Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat (Depkes, 2000). Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya untuk memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Istilah dan pengertian promosi kesehatan ini merupakan pengembangan dari istilah pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Menurut Notoatmodjo (2005) Promosi Kesehatan dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Pendidikan Kesehatan

Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu sendiri terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu menjadi menjadi mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok yang saling berkaitan yaitu: (Natoatmodjo, 2004)

  1. Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran belajar itu sendiri dengan latar belakangnya,
  2. Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antara berbagai faktor antara lain subjek belajar, pengajar, metode dan teknik belajar, alat bantu belajar dan materi yang dipelajari,
  3.  Keluaran (out put) adalah merupakan hasil belajar.
Pendidikan kesehatan pada dasarnya ialah suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-masalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan lainya, pendidikan kesehatan mempunyai unsur masukan-masukan yang setelah diolah dengan teknik-teknik tertentu akan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan tersebut. Dengan demikian pendidikan kesehatan merupakan suatu proses yang dinamis. Tidak dapat disangkal pendidikan bukanlah satu-satunya cara mengubah perilaku, tetapi pendidikan juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam perubahan pengetahuan setiap individu (Sarwono, 2004). Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang berwawasan luas.

Menurut Green & Keruter (2000), pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi kesehatan dengan praktek kesehatan. Cara penyampaian informasi dalam kegiatan pendidikan kesehatan dilakukan dengan melibatkan ilmu lain termasuk psikologi sosial yang diperlukan ketika melakukan promosi (Kemm and Close, 1995).

Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi yang disampaikan kepada remaja adalah untuk memberikan informasi tentang fungsi organ reproduksi yang mengalami perubahan secara fisik dan juga perubahan psikologis sesuai dengan kehidupan di lingkungan sosial budayanya. Hal ini dilakukan agar pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi meningkat, karena pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku. Adanya pendidikan kesehatan reproduksi yang disampaikan di sekolah sangat diharapkan oleh remaja (Devy dkk, 2001). Dengan pengetahuan tentang reproduksi yang cukup, diharapkan remaja tidak mengalami penyimpangan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya. Sesuai dengan perubahan yang terjadi dalam kehidupannya, diharapkan remaja dapat lebih bertanggung jawab terhadap perilakunya.
Sebagai indikator yang dapat diperoleh dalam mencapai keberhasilan suatu proses pendidikan kesehatan adalah adanya peningkatan pengetahuan dan sikap individu yang diaplikasikan dalam perilaku (Sadiman, 2002). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan mengubah sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi.

Media Pendidikan Kesehatan

Dalam proses belajar, pengetahuan seseorang akan diterima dengan melibatkan semua panca indera. Semakin banyak panca indera yang dilibatkan dalam menerima sesuatu, semakin kompleks pengetahuan yang didapatkan. Untuk mendapatkan pengetahuan yang kompleks dalam proses belajar diperlukan penggunaan media sebagai alat bantu yang disebut media komunikasi (Arsyad, 2005).

Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu pendidikan dalam bidang kesehatan yang tersedia secara tepat, baik dalam jumlah maupun mutu yang sangat membantu kelancaran dan keberhasilan tingkat proses pendidikan (Mudyahardjo, 2001). Media pendidikan merupakan material data dalam berbagai bentuk yang dapat dipergunakan dalam penyampaian pesan yang berupa kertas, transparansi, disc, pita perekam dan sebagainya (Greenwood, 2004). Menurut Arsyad (2005), apabila penggunaan media benar-benar dipahami, akan mendukung peserta didik untuk memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang sesuai. Selain itu media dapat digunakan dalam proses pendidikan dan dibutuhan untuk meminimalkan hambatan serta kesulitan dalam pelaksanaan proses pendidikan, termasuk hambatan kultural (Sadiman dkk, 2002).


Adapun upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses pendidikan perlu adanya perencanaan dalam pembuatan media. Suleman (1998) menjelaskan bahwa penulisan media yang baik dilakukan melalui beberapa tahaan yaitu: 1) Menetapkan dan menganalisa target sasaran. 2) Menetapkan masalah dan topic pesan. 3) Menentukan tujuan. 4) Menetapkan jenis dan strategi pesan. 5) Penulisan dan evaluasi sebagai langkah terakhir perencanaan media. Dengan demikian penggunaan media dapat memberikan andil dalam pencapaian tujuan komunikasi berupa perubahan sikap (attitude change), pendapat (opinion change), perilaku (behavior change) dan perubahan sosial (social change) (Suleman, 1998).