Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MAKALAH KB IMPLANT


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Program keluarga berencana mempunyai misi yang sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak – hak reproduksi dan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga. Sedangkan visi dari program keluarga berencana adalah memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas, menggalang kemitraaandalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan ketahanan keluarga, dan meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Susuk disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelahdalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Pada makalah ini yang akan dibahas lebih lanjut tentang KB implan adalah jenis, cara kerja, efektitas, keuntungan, kerugian, yang tidak boleh menggunakan KB implant, jadwal kunjungan.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari KB implant ?
2. Apa saja jenis-jenis dari KB implant ?
3. Bagaimana cara pemasangan KB implant ?
4. Bagaimana cara pencabutan KB implant ?

1.3 Tujuan
Adapun Tujuan yang dapat kita ambil dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu:
  1. Mengetahui pengertian tentang KB Implan.
  2. Mengetahui jenis KB Implan.
  3. Mengetahui Cara pemasangan KB Implan.
  4. Mengetahui Cara pencabutan KB Implan.














BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi


Kontrasepsi implan adalah batang silastik lembut untuk pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan pembedahan minor untuk insersi (pemasangan) dan pencabutan

Kontrasepsi implan adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis progestin (progestin sintetik) yang dipasang dibawah kulit (BKKBN,2003).

B. Jenis kontrasepsi implant
1.      NORPLANT

Description: F:\New folder\HJFD.jpg
a.       Berisi 6 batang yang mengandung hormon levonorgestrel
b. Tiap kapsul : panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 mm,berisi 36 mg levonorgestrel yang efektif mencegah kehamilan selama 5 tahun


2.      IMPLANON

Description: F:\New folder\BHG.jpg
a.       Berisi 1 batang putih lentur mengandung 63 mg 3-keto-desogestrel
b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun











3.      INDOPLANT dan JADENA
Description: F:\New folder\BNNH.jpg

a. Berisi 2 batang, mengandung 75 mg levonorgestrel
b. Efektif mencegah kehamilan selama 3 tahun (Saifuddin, 2006)


C. Mekanisme kerja KB implant
1. Mengentalkan lendir serviks
Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.
2. Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.

3. Mengurangi transportasi sperma
Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.

4. Menekan ovulasi karena progesteron menghalangi pelepasan LH
Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi. (BKKBN, 2003)
D.      Efektifitas
Sangat efektif (kegagalan 0,2 -1 kehamilan per 100 perempuan). (Saifuddin, 2006)
E.       Keuntungan dan kerugian KB implant
1.         Keuntungan
a.    Daya guna tinggi
Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.
b.    Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.
c.    Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.
d.   Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e.    Bebas dari pengaruh estrogen
Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.
f.     Tidak mengganggu hubungan 5EKXual
Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.
g.    Tidak mengganggu produksi ASI
Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.
h.    Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
(Sulistyawati, 2011)
i.      Kontrol medis ringan
j.      Dapat dilayani didaerah pedesaan
k.    Penyulit medis tidak terlalu tinggi
l.      Biaya ringan
(Manuaba, 1998)
2.         Kerugian
a.    Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi, terjadi perdarahan bercak (spothing) dan perdarahan tidak teratur. Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.
b.    Berat badan bertambah
Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).
c.    Menimbulkan acne (jerawat), ketegangan pada payudara
Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon 5EKX (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.
d.   Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.
e.    Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginannya, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan. Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.
f.     Tidak memberikan perlindungan terhadap Infeksi Menular 5EKXual HIV/AIDS
Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular 5EKXual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular 5EKXual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.
(BKKBN, 2003)
F.       Indikasi dan kontra indikasi KB implant
1.         Indikasi
a.    Usia reproduksi
b.    Nulipara atau multipara
c.    Menghendaki kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
d.   Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi
2.         Kontra indikasi
a.    Hamil atau diduga hamil
b.    Perdarahan DALAMAN yang tidak diketahui penyebabnya
c.    Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
d.   Mioma uteri
e.    Gangguan toleransi glukosa (Saifuddin, 2006)
G.      Waktu mulai menggunakan implan :
1.         Setiap saat selama siklus haid hari ke -2 sampai hari ke tujuh, tidak perlu metode kontrasepsi tambahan
2.         Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan . Apabila insersi setelah -7 hari siklus haid, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan 5EKXual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja.
3.         Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini tidak terjadi kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan hubungan 5EKXual atau menggunakan metode kontrsepsi lain untuk tujuh hari saja.
4.         Apabila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat.
5.         Apabila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, klien dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan5EKXual selama tujuh hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari.
6.         Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrsepsi dengan benar.
7.         Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntik, implan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik, tidak perlu metode kontrasepsi lain.
8.         Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsihormonal ( kecuali AKDR) dan klien ingin menggatinya dengan norplant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
9.         Apabila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan, maka dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien dianjurkan tidak melakukan hubungan 5EKXual selama tujuh hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk tujuh hari saja. AKDR segera dicabut.
10.     Pasca keguguran, implan dapat segera di insersikan. (Sulistyawati, 2011)
H.      Cara Pemasangan Implan
Pemasangan Implant biasanya dilakukan dibagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal ), agar tidak menggangu kegiatan. Implant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun implant harus diambil atau di lepas.
(Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional.1993)
Saat pemsangan yang tepat adalah pada waktu menstruasi atau 1-2 setelah menstruasi. Akseptor sebaiknya berbaring horizontal atau duduk Selama pemasangan implant untuk mempermudah pemsangan.
a)      Lengan yang tidak dominan (lengan kiri) diletakan lurus setinggi pundak. Tentukan daerah pemsangan biasanya sekitar 8 cm hingga 10 cm di atas lipat siku. Lakukan pembersihan di daerah tindakan dan sekitarnya.
b)      Lakukan anestesi local di tempat insersi dan dengan arah seperti kipas sepanjang 4-4,5 cm dengan pembius local.
c)      Lakukan sayatan melintang selebar 2-3 mm ditempat suntikan, agar luka tidak dijahit dan mengurangi kemugkinan infeksi.
d)      Tusukkan trochar melalui sayatan ke bawah kulit, perhatikan tanda batasnya dan tusukkan sampai tanda batas dekat pangkal trochar.
e)      Keluarkan batang dalam trochar dan masukkan kapsul implant ke dalam batang ke luar trochar dengan memakai pinset anatomis, dorong pelan-pelan dengan batang pendorong sampai terasa ada tahanan.
f)       Pertahankan posisi batang pendorong, tarik trochar perlahan-lahan sepanjang batang pendorong sampai batas paling ujung. Implant terlepas dari trokar kalau tanda batas paling ujung terlihat pada luka insisi dan dipastikan dengan meraba ujung trokar dengan jari.
g)      Raba implant terpasang dengan telunjuk kiri, dorong trokar pada posisi sebelahnya tanpa terlebih dahulu mengeluarkan ujungnya dari sayatan. Pasang seluruh implant dengan posisi menyerupai kipas, sehingga keenam kapsul terpasang baik. Olesi luka sayatan dengan antisepstik, tutup dengan plester dan kasa steril dan balut dengan perban.


I.       Pencabutan Implant
a.       Tentukan posisi implant dengan palpasi. Lakukan desinfeksi di daerah tindakan dan sekitarnya. Lakukan anastesi local pada tempat insersi dengan bentuk seperti kipas dengan cairan pembius local.
b.       Lakukan sayatan 2-3 mm, agar luka tidak perlu dijahit dan mengurangi kemungkinan infeksi.
c.       Tekan Implan dengan jari kea rah sayatan, setelah ujung tampak, jepit dengan pean dan tarik keluar.
d.       Bersihkan implant dari jaringan yang menutupi ujungnya dengan menggunakan scalpel.
e.       Jepit ujung implant yang telah bersih dengan pean yang lain. Tarik keluar implant perlahan-lahan sampai terlepas seluruhnya. Lakukan hal yang sama sampai semua implant (6 btg) dikeluarkan. Rapatkan luka, tutup dengan plester, kasa steril dan balut dengan perban.

DAFTAR PUSTAKA
  • Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Prawirohardjo, Sarwono. Jakarta : YBS-SP
  • Ragam Metode Kontrasepsi. Prawirohardjo. 2008. Jakarta : YBS-SP
  • Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Hartanto, Hanafi. 2004. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
  • Buku Ajar Asuhan Kebidanan vol. 1. Varney, dkk. 2007. Jakarta : EGC
  • Obstetri. William, dkk. 2006. Jakarta : EGC